Gerhana Mataharihibrid akan muncul pada 20 April 2023 mendatang. Pengunjung bisa mengamati fenomena langit tersebut dalam Festival Taman Langit yang digelar Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua NTT, bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Gerhana Matahari hibrid adalah peristiwa gerhana matahari yang tampak sebagai gerhana Matahari Ttotal di sebagian wilayah Bumi, tetapi juga tampak sebagai gerhana Matahari cincin di sebagian wilayah lainnya. Artinya, tidak hanya menarik dan langka, fenomena ini juga terjadi secara global.
Kenapa Pengamatan Gerhana Matahari Total di Sabu Raijua NTT?
Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) mengatakan, Indonesia dapat menyaksikan gerhana Matahari hibrid tersebut, terutama di Indonesia Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Sabu Raijua Drs Nikodemus N Rihi Heke, MSi mengatakan, Festival Taman Langit sendiri unik karena baru pertama kali dilakukan, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kita akan menggelar festival pariwisata dengan nama yang agak unik dan baru pertama dilakukan di NTT, yakni Festival Taman Langit. Kenapa Taman Langit ?. Karena kita laksanakan bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari hibrid yang terjadi pada tanggal 20 April 2023 mendatang" tutur Rihi Heke, dikutip dari laman Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITB, Minggu (12/2/2023).
Rihi Heke menjelaskan, Festival Taman Langit digelar di Kabupaten Sabu Raijua karena menjadi salah satu wilayah yang bisa menyaksikan langsung terjadinya gerhana Matahari hibrid dibandingkan dengan observatorium di Timau, Amfoang, Kabupaten Kupang dan Cibinong, Jawa Barat.
"Yang paling bagus itu salah satunya Sabu Raijua, karena udaranya sangat bersih, dan jika dibandingkan dengan Timau, masih di bawah, dan Sabu masih lebih jernih sekitar 76, 9 persen. Sementara untuk di Cibinong lebih rendah lagi. Di Sabu juga kita bisa melihat jajaran bintang Bima Sakti dengan mata telanjang, di tempat lain tidak bisa," jelasnya.
Sebelumnya, Pemkab Sabu Raijua dan ITB mempresentasikan hasil penelitian di Sabu untuk menyukseskan gelaran astronomi Indonesia ini.
Menuju puncak pengamatan gerhana Matahari hibrid, peserta perayaan juga bisa mengikuti rangkaian kegiatan olahraga seperti tur sepeda sejak sekita 18-19 April 2023.
Rihi Heke berharap, rangkaian festival astronomi dan olahraga ini membantu pengembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Sabu Raijua.
"Kita doakan agar festival ini terlaksana dengan baik sehingga masyarakat Sabu Raijua bisa terbantu dari segi pengembangan ekonomi dan membantu pariwisata Sabu Raijua, karena sektor pariwisata kita tetapkan sebagai primemover atau penggerak utama bagi sektor lainnya," tuturnya.
Wisata Sabu Raijua Menuju Kawasan Geopark
Rihi Heke mengatakan, Pulau Sabu juga didorong agar ditetapkan sebagai kawasan Geopark.
Geopark adalah wilayah geografi yang punya warisan geologi serta keanekaragaman geologi bernilai tinggi, termasuk keanekaragaman hayati dan budayanya. Geopark sebagai basis geowisata dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.
Ia menjelaskan, mendukung kesiapan menuju kawasan Geopark, pihak ITB sudah melakukan survei dengan gagasan, biaya, dan perencanaan sendiri yang kemudian disampaikan ke pihak pemkabnya.
"Sebagai pemerintah, kita sangat mendukung, apalagi berhubungan dengan pariwisata. Dalam presentasi di Kemenparekraf dan Bappenas, kita minta agar pemerintah pusat mendukung ide ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Rihi Hike menuturkan, pihaknya siap untuk mengembangkan kawasan Geopark Sabu Raijua yang diharapkan meliputi seluruh Pulau Sabu Raijua secara bertahap.
(twu/faz)