Sebuah penelitian yang diterbitkan 26 Januari 2023 lalu mengungkap perbedaan ketika kucing bermain, saling berkelahi, atau di tengah-tengahnya. Studi bertajuk "An Ethological Analysis of Close-contact Inter-cat Interactions Determining If Cats are Playing, Fighting, or Something in Between" itu dirilis dalam jurnal Scientific Reports.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan perilaku-perilaku sederhana kucing yang mudah diamati siapa pun, untuk mencari tahu apa yang sedang dimainkan hewan-hewan berbulu itu sekaligus apa yang membuat mereka berkelahi.
Pengamatan ini menjadi penting karena perkelahian kucing dapat menyebabkan cedera pada hewan itu sendiri maupun manusia. Studi diketuai oleh Noema GajdoΕ‘-KmecovΓ‘ dari University of Veterinary Medicine and Pharmacy dan University of Lincoln.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kategori Perilaku Kucing
Para ilmuwan menganalisis 105 video interaksi dari 210 kucing. Mereka kemudian mengembangkan etogram, sebuah daftar perilaku spesifik yang digunakan dalam studi perilaku hewan. Etogram tersebut kemudian dibagi ke dalam enam kategori, yaitu:
1. Tidak aktif: kepala dan badan tidak bergerak serta berada dalam posisi tertentu misalnya jongkok
2. Gulat: kontak fisik dengan gerakan gulat
3. Mengejar: satu kucing mengejar atau kucing lain kabur
4. Kegiatan interaktif lainnya: merawat diri, mendekat, mengangkat bulu di punggung
5. Noninteraktif: melakukan aktivitas yang diarahkan kepada diri sendiri atau benda mati, misalnya minum atau menjilat diri
6. Vokalisasi: misalnya menggeram, mendesis, mengeong
Baca juga: Bagaimana Kucing Bisa Temukan Jalan Pulang? |
Setiap video kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi perilaku mana yang ditunjukkan setiap kucing. Setiap interaksi mereka juga diamati secara statistik guna mengetahui perilaku apa yang muncul dalam kelompok.
Dari sana, para peneliti lalu memisahkan video menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Senang: mencakup 40 persen kucing dalam video, termasuk di dalamnya kegiatan gulat dan tidak terlalu bersuara
2. Agonistik: perilaku sosial yang mencakup ancaman, agresi, dan menyerah. Kucing yang termasuk dalam kelompok ini mengeluarkan suara dan kerap tidak aktif.
3. Tengah-tengah: lebih suka bermain, berinteraksi dalam waktu lama dengan jeda di antaranya.
Apa Tandanya Kucing Sedang Bermain atau Berkelahi?
Para ahli menemukan, apabila kucing sedang bergulat maka kemungkinan besar mereka sedang bermain. Demikian dikutip dari Science Alert.
Kucing-kucing yang tidak akur dalam sebuah rumah, cenderung menghindari kontak fisik. Pada situasi semacam ini, kucing-kucing akan memakai perilaku ofensif dan defensif yang tidak melibatkan kontak dalam waktu lama, misalnya menampar.
Namun, jika kucing bersuara dan mengejar di antara beberapa periode tidak aktif (misalnya jongkok), maka kemungkinan besar mereka sedang berkelahi. Vokalisasi kucing juga petunjuk interaksi agresif, alih-alih bermain-main.
Apabila kucing saling mengejar, maka hal itu tidak masalah. Sebaliknya, bila satu kucing mengejar dan lainnya melarikan diri, itu tandanya interaksi mereka tidak begitu positif.
Pada penelitian ini, kelompok tengah-tengah adalah yang paling rumit. Pasalnya para kucing memiliki unsur perilaku senang sekaligus agonistik, meski cenderung senang. Oleh sebab itu, artinya sebuah permainan di antara kucing bisa menjadi interaksi agonistik, bergantung dari apa yang terjadi selama interaksi.
Para ilmuwan mengamati bahwa kerapnya jeda dalam interaksi antarkucing memungkinkan para anak bulu itu menilai kembali minat lawan bermainnya. Cara ini juga membuat mereka bisa menghindari permainan menjadi agresi.
Kucing Bisa Komunikasi dengan Cara Halus
Apabila kucing benar-benar bersahabat, bermain secara agonistik sesekali tidak masalah. Meski demikian, jika mereka tidak cocok, maka pemilik kucing perlu memperhatikan perilaku agresi mereka.
Ketegangan antarkucing tidak selalu terlihat jelas, tetapi tetap bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya.
Perlu dicatat, studi ini fokusnya adalah perilaku kucing yang jelas dan dapat diamati. Sementara, komunikasi kucing bisa sangat halus. Mereka bisa memakai ekspresi wajah, penempatan telinga dan ekor, serta feromon untuk berkomunikasi.
(nah/nwk)