Bagaimana Cara Menentukan Usia Fosil? Ini Dia 2 Tekniknya

Bagaimana Cara Menentukan Usia Fosil? Ini Dia 2 Tekniknya

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 03 Feb 2023 13:00 WIB
Queensland Museum Network palaeontologists led by Dr Espen Knutsen, pose for a picture at the site where they claim to have unearthed fossils of a 100-million-year-old long-necked marine reptile, in Mckinlay, Queensland, Australia October 4, 2022. Queensland Museum/Handout via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT
Temuan fosil reptil laut berusia 100 juta tahun lalu di Australia. Bagaimana cara mengetahui usia fosil? Foto: via REUTERS/QUEENSLAND MUSEUM
Jakarta -

Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati atau jejak-jejak organisme pada batu-batuan. Keberadaan fosil tertimbun di dalam tanah sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu.

Menurut Georgeos Cuvier dikutip dari buku Biologi: Pelajaran Biologi untuk SMA/MA oleh Begot Santoso, fosil dapat menentukan sejarah kehidupan makhluk hidup berabad-abad tahun yang lalu. Ia mencatat, setiap lapisan ditandai dengan suatu kelompok fosil yang unik sehingga timbul gagasan pada masa berbeda diciptakan makhluk hidup yang berbeda.

Fosil yang banyak ditemukan adalah fosil bercangkang, spesies yang mempunyai kerangka keras, dan spesies yang hidup dalam jumlah yang sangat besar pada periode tertentu.

Keberadaan fosil dan informasi mengetahui usianya dapat memberikan gambaran bagaimana perubahan lingkungan berkaitan dengan perubahan suatu organisme dalam satuan waktu tertentu.

Dikutip dari situs Kemdikbud dan buku Biologi: Jilid 3 oleh Diah Aryulina dkk, untuk mengetahui usia dari fosil, para arkeolog melakukan dua teknik, yakni pertanggalan relatif dan pertanggalan absolut. Apa itu? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

Teknik Penentuan Usia Fosil

Pertanggalan Relatif

Teknik pertanggalan relatif ini berdasarkan pada hubungan fosil yang diteliti dengan fosil atau batuan yang terdapat di lokasi fosil tersebut ditemukan. Cara penaksiran lewat pertanggalan relatif membutuhkan ilmu lain, yakni geologi.

Pertanggalan relatif diterapkan dalam hukum superposisi yakni lapisan batuan yang lebih bawah memiliki usia yang lebih tua dibandingkan lapisan di atasnya. Artinya, penentuan fosil sangat ditentukan oleh sedimen batuan di sekitarnya.

Tumpukan dari sedimen secara superposisi bisa memberi informasi mengenai urutan usia fosil. Hal ini dapat ditentukan asalkan tumpukan sedimen tidak mengalami perubahan seperti karena gempa tektonik, erosi, dan sejenisnya.

Dengan kata lain, cara pertanggalan relatif digunakan untuk menempatkan fosil pada urutan yang berhubungan.

Penerapan Pertanggalan Absolut

Teknik penerapan pertanggalan absolut ini melibatkan cara carbon dating. Cara tersebut merupakan proses meluruhkan unsur radioaktif karbon-14 dari separuh jumlah awalnya. Waktu separuh tersebut yang nantinya dijadikan patokan usia fosil.

Usia mutlak atau absolut ini nantinya dapat memberi gambaran pasti tentang masa hidup makhluk yang menjadi fosil tersebut atau di periode kapan ia hidup. Akan tetapi, pertanggalan absolut ini memiliki batas yang disebut half life atau half time.

Half life atau half time adalah waktu yang dibutuhkan pada proses penurunan radioaktif yang terkandung dalam tinggalan arkeologis. Perhitungan waktu ini membutuhkan waktu 5.700 hingga 5.730 tahun dalam setiap satu kali prosesnya.

Artinya, cara pertanggalan absolut ini memberikan angka-angka tahun absolut terhadap bahan-bahan yang ditemukan bersama-sama fosil. Cara ini pun lebih sering dipakai karena lebih jelas dalam menerangkan peristiwa-peristiwa evolusi secara teratur dalam urutannya.

Fungsi Teknik Penentuan Usia Fosil bagi Antropolog

Mengutip buku Matinya Teori Evolusi oleh Johar T.H. Situmorang, Jeong Gwang-Ho menemukan fosil makhluk hidup dan timbunan kayu sisa letusan Gunung St. Helens pada 18 Mei 1980.

Menurut peneliti ahli lapisan tanah, kayu yang tertimbun atau binatang yang tertimbun bisa jadi sudah menjadi fosil berusia jutaan tahun. Perkiraan itu didasarkan pada lapisan tanah yang tinggi. Namun nyatanya, kejadian tersebut berlangsung hanya beberapa puluh tahun yang lalu.

Menanggapi hal tersebut, seorang antropolog bernama Richard Leakey mengatakan bahwa saat ini ada beberapa arkeolog yang hanya berspekulasi.

Menurutnya, menggali rangka atau fosil merupakan impian setiap antropolog atau arkeolog. Namun, dengan harapan tersebut, tidak sedikit para antropolog yang melakukan penelitian secara compang-camping sehingga buktinya tidak akurat.

Richard pun tidak sepandangan dengan kaum evolusionis yang ingin membuktikan bentuk-bentuk transisi yang terjadi pada makhluk hidup melalui masa peralihan makhluk yang baru.

Oleh karena itu, penggunaan dua metode yang disebutkan di atas sangat penting dalam proses penemuan atau penelitian sebuah fosil.



Simak Video "Belajar Sejarah dari Pameran Kampung Purba"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia