Ungkap Misteri Asal-usul Amfibi, Begini Studi Fosil Cacing 'Funky'

Ungkap Misteri Asal-usul Amfibi, Begini Studi Fosil Cacing 'Funky'

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 29 Jan 2023 17:00 WIB
Rekonstruksi rupa nenek moyang amfibi, Funcusvermis gilmorei atau cacing funky, bersama leluhur buaya Acaenasuchus geoffreyi di hutan tropis Petrified Forest National Park, sekitar 220 juta tahun lalu.
Rekonstruksi rupa Funcusvermis gilmorei atau cacing funky di hutan tropis Petrified Forest National Park, sekitar 220 juta tahun lalu. Foto: Andrey Atuchin / U.S. National Park Service / Petrified Forest Museum Association
Jakarta -

Misteri asal-usul amfibi yang belum jelas kini coba diungkap peneliti lewat temuan fosil rahang caecilian dari zaman Trias akhir, sekitar 237 juta-201,3 juta tahun yang lalu.

Amfibi adalah hewan yang hidup di dua alam, di darat dan di air. Amfibi (lissamphibia) yang ada di dunia modern antara lain katak, salamander (Batrachia), dan caecilian (Gymnophiona).

Sementara itu, caecilian adalah amfibi langka yang bentuknya lebih mirip cacing besar atau ular. Hingga saat ini, hanya 11 spesies nenek moyang caecilian yang pernah ditemukan.

Nah, ahli paleontologi dari Virginia Tech, Ben T Kligman, bersama rekan-rekan peneliti menemukan kumpulan tulang rahang kecil spesies baru caecilian di Arizona, tepatnya di situs Thunderstorm Ridge, dikutip dari Science Alert.

Mereka mempublikasikan penelitian tentang spesies baru di jurnal Nature. Dalam tulisan penelitian mereka, Kligman dkk memberi spesies itu nama ilmiah Funcusvermis gilmorei, yang artinya 'cacing funky'.

Menurut Kligman dkk, spesies baru ini telah membantu menjelaskan periode yang belum diketahui tentang kehidupan dan evolusi amfibi, yakni sekitar 220 juta tahun yang lalu.

Penemuan Fosil Cacing 'Funky'

Semula, Kligman dkk menemukan 70 ekor fosil caecilian dari penggalian di Arizona bersama Xavier Jenkins, yang kini mahasiswa pascasarjana di Idaho State University.

Di bawah mikroskop, tampak deretan gigi ganda khas caecilian.

Berdasarkan usia deposit fosil yang diketahui dan giginya itu, diketahui bahwa caecilian ini hidup saat benua super kuno Pangea belum pecah dan Arizona berada di sekitar garis khatulistiwa.

Rekonstruksi rupa nenek moyang amfibi, Funcusvermis gilmorei atau cacing funky, bersama leluhur buaya Acaenasuchus geoffreyi di hutan tropis Petrified Forest National Park, sekitar 220 juta tahun lalu.Rekonstruksi rupa nenek moyang amfibi, Funcusvermis gilmorei atau cacing funky, bersama leluhur buaya Acaenasuchus geoffreyi di hutan tropis Petrified Forest National Park, sekitar 220 juta tahun lalu. Foto: Andrey Atuchin / U.S. National Park Service / Petrified Forest Museum Association

Dari penelitian itu, diketahui juga bahwa cacing funky berasal dari 220 juta tahun yang lalu. Ini artinya, usia cacing funky rupanya 35 juta tahun lebih muda dari catatan terakhir tentang caecilian di zaman Paleozoikum.

Kligman menjelaskan, selama ini, ada celah 70 juta tahun antara caecilian tertua yang pernah ditemukan dengan katak dan salamander.

Celah ini membuat bingung peneliti, apakah ketiga jenis amfibi ini berevolusi dari satu nenek moyang yang sama atau berbeda. Sebab, katak dan salamander modern berkaki empat, sementara caecilian tidak.

Nah, temuan cacing funky mengisi kekosongan pengetahuan tentang apa yang terjadi pada amfibi di tengah-tengah rentang 70 juta tahun itu. Bagaimana caranya?

Cacing Funky Bantu Ungkap Asal-usul Amfibi

Selama ini, para ilmuwan berjuang mencari tahu bagaimana Batrachia berkaki empat seperti katak, kadal air, dan salamander bisa berhubungan dengan caecilian yang lebih mirip cacing besar.

Salah satu pertanyaan yang belum terjawab pasti yaitu kapan caecilian kehilangan anggota tubuhnya. Lalu, dari siapakah katak berevolusi. Kemudian, apakah nenek moyang terakhir amfibi-amfibi ini memiliki gigi dua lapis juga.

Ada tiga teori yang berlaku dan banyak diperdebatkan tentang bagaimana amfibi modern berevolusi.

Teori pertama yaitu amfibi berasal dari lepospondyli, yaitu kelompok tetrapoda purba mirip belut dan ular, tapi berkaki kekar.

Teori kedua yaitu yaitu caecilian adalah keturunan dari lepospondyli, sementara katak dan salamander berevolusi dari dissorophoid. Teori ini dianggap lemah. Namun, penemuan hewan campuran katak dan salamander di Texas pada 2008 memperkuat teori ini.

Nah, satu teori lainnya menyatakan bahwa amfibi berevolusi dari temnospondyl dissorophoid, kelompok amfibi berkaki empat yang sudah punah. Amfibi purba ini hidup di zaman Paleozoikum, sekitar 250 juta tahun yang lalu.

Menurut Kligman dkk, temuan cacing funky mendukung teori itu, bahwa caecilian, katak, dan salamander sama-sama berasal dari temnospondyl dissorophoid yang berkaki empat.

Dalam temuan mereka, Funcusvermis atau cacing funky punya kerangka yang sama dengan kerangka fosil katak awal, salamander awal, dan temnospondyl dissorophoid.

Seperti semua amfibi modern, cacing funky punya deretan gigi bertangkai yang khas, sangat kecil, mirip inti kecil di tulang rahangnya.

Rendering digital holotipe, paratipe, dan spesimen Funcusvermis gilmorei atau cacing funky.Rendering digital holotipe, paratipe, dan spesimen Funcusvermis gilmorei atau cacing funky. Foto: Kligman, B.T., Gee, B.M., Marsh, A.D. et al.

Bedanya, cacing funky atau Funcusvermis tidak punya beberapa ciri khas caecilian modern. Contohnya organ sensorik tentikular, yang diduga membantu penciuman dalam penggalian.

"Tidak seperti caecilian saat ini, Funcusvermis tidak memiliki banyak adaptasi yang terkait dengan menggali bawah tanah. Ini menunjukkan bahwa di tahap awal evolusi caecilian, kemunculan fitur fisik modern yang lebih sesuai untuk hidup di bawah tanah cenderung lambat," kata Kligman.

Ahli paleontologi Sterling Nesbitt dari Virginia Tech University mengatakan, seperti halnya fosil rahang-rahang mini cacing funky itu, sebuah fosil yang super kecil sekalipun bisa mengubah pengetahuan manusia tentang hewan-hewan masa kini.

"Temuan ini dengan jelas menunjukkan bahwa beberapa fosil yang hampir tidak dapat Anda lihat dapat sangat mengubah pemahaman kita tentang seluruh kelompok yang dapat Anda lihat hari ini," tuturnya.



Simak Video "Inovasi Robot Amfibi yang Terinspirasi dari Penyu"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/faz)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia