Gurita dikenal sebagai hewan yang cerdas. Kemampuan mereka beradaptasi dan menyamar dengan sekitar berhubungan dengan kapasitas otak mereka. Apakah berkaitan juga dengan ukuran otak yang besar?
Cephalopoda, yang meliputi gurita, cumi-cumi, dan sotong, memiliki kecerdasan yang tinggi bahkan membuat mereka mengalami kebosanan. Bukan rahasia lagi bahwa hewan-hewan tersebut memiliki otak paling kompleks dari semua invertebrata. Tapi, seberapa cerdas gurita dan cumi-cumi?
Seberapa Cerdas Gurita dan Cumi-cumi?
Cephalopoda, termasuk gurita dan cumi-cumi, memiliki otak yang besar dan berkembang dengan baik. Sistem saraf cephalopoda juga dikenal yang paling kompleks dari semua invertebrata. Nah, seberapa cerdas gurita dan cumi-cumi? ini penjelasannya dilansir dari Science Daily.
1. Predator
Saat menangkap mangsa, cephalopoda akan menggunakan banyak perangkat. Sebuah studi menemukan bahwa gurita akan mencari perangkap lobster dan mencuri umpan di dalamnya. Mereka juga diketahui naik ke perahu nelayan dan bersembunyi di wadah yang menampung kepiting mati atau sekarat.
2. Komunikasi
Meski bukan hewan yang paling sosial, banyak cephalopoda sebenarnya adalah makhluk yang sangat sosial. Ketika terpisah dari jenisnya, mereka akan berkumpul dengan ikan lainnya.
Cephalopoda mampu berkomunikasi secara visual menggunakan beragam sinyal. Untuk menghasilkan sinyal-sinyal ini, cephalopoda dapat memvariasikan empat jenis elemen komunikasi, yakni: kromatik (warna kulit), tekstur kulit, postur tubuh, dan gerakan.
3. Cepat Belajar
Dalam percobaan laboratorium, gurita dapat dengan mudah dilatih untuk membedakan berbagai bentuk dan pola. Hewan ini juga berhasil dalam suatu eksperimen. Di mana gurita biasa (pengamat) diizinkan untuk menonton gurita lain (demonstran) memilih salah satu dari dua objek yang hanya berbeda warna. Selanjutnya, para gurita pengamat secara konsisten memilih objek yang sama seperti yang dilakukan para demonstran.
4. Menggunakan Alat
Setidaknya empat gurita urat (Amphioctopus marginatus) telah berhasil mengambil batok kelapa yang dibuang, mengangkutnya agak jauh, dan kemudian menyusunnya kembali untuk digunakan sebagai tempat berlindung. Gurita juga diketahui sengaja menempatkan batu, kerang, dan bahkan pecahan botol untuk membentuk dinding yang menyempitkan bukaan sarang mereka.
5. Kemampuan Memecahkan Masalah
Cephalopoda dapat memecahkan teka-teki rumit dan juga dapat membuka tutup wadah dan membuka kait pada kotak untuk mendapatkan makanan di dalamnya. Mereka juga dapat mengingat solusi teka-teki dan belajar memecahkan teka-teki yang sama yang disajikan dalam konfigurasi berbeda.
Nah, bagaimana cephalopoda mengembangkan otaknya yang besar? Laboratorium Universitas Harvard akhirnya punya jawabannya.
Metode Penelitian
Tim dari FAS Center for Systems Biology Harvard itu menggunakan teknik pencitraan langsung terbaru untuk melihat neuron yang dibuat dalam embrio cephalopoda. Dari teknik itu, mereka kemudian dapat melacak sel-sel tersebut melalui pengembangan sistem saraf di retina.
Mereka menemukan bahwa sel-sel induk saraf cephalopada yang mereka lacak berperilaku sangat mirip dengan sel-sel vertebrata selama pengembangan sistem saraf mereka. Ini menunjukkan bahwa vertebrata dan cephalopoda (yang termasuk dalam invertebrata), meskipun berbeda satu sama lain 500 juta tahun yang lalu, memiliki mekanisme serupa untuk membuat otak besar.
Selain itu, ditemukan vertebrata dan cephalopoda memiliki cara sel yang sama dalam bertindak, membelah, dan pembentukan jenis saraf.
Alasan Gurita dan Cumi-cumi Berotak Besar
Kemudian para peneliti beralih fokus pada retina seekor cumi-cumi yang disebut Doryteuthis pealeii, atau cumi-cumi sirip panjang. Sebagai embrio, mereka terlihat menggemaskan dengan kepala besar dan mata besar.
Dilansir dari laman resmi Harvard Gazette, para peneliti menggunakan teknik serupa. Mereka menciptakan alat khusus dan menggunakan mikroskop mutakhir yang dapat mengambil gambar beresolusi tinggi setiap sepuluh menit selama berjam-jam untuk melihat bagaimana perilaku sel individu.
Para peneliti juga melihat inti dari struktur bergerak naik turun sebelum dan sesudah membelah. Gerakan ini penting untuk menjaga agar jaringan tetap teratur dan pertumbuhan terus berlanjut, kata mereka.
Jenis struktur ini bersifat universal dalam cara spesies vertebrata mengembangkan otak dan matanya. Jadi secara historis, kesamaan struktur dengan vertebrata dianggap sebagai salah satu alasan mengapa sistem saraf cephalopoda dapat tumbuh begitu besar dan kompleks.
Ke depannya, para ilmuwan ingin meneliti lebih lanjut tentang tipe sel dalam cephalopoda, atau gurita dan cumi-cumi.
Simak Video "Masak Masak: Bikin Cumi Gemoy Balado Isi Tahu"
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)