Bagi pecinta makanan laut, pasti sudah tidak asing dengan cumi-cumi dan sotong. Namun, tak sedikit orang yang menganggap kedua hewan tersebut adalah hewan yang sama. Simak fakta perbedaan cumi-cumi dan sotong berikut ini.
Cumi-cumi sendiri merupakan salah satu makanan laut yang disukai banyak orang. Rasanya yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai menu serta kandungan gizi di dalamnya menjadi daya tarik tinggi untuk mengonsumsinya.
Hewan laut yang mirip hewan moluska bertentakel ternyata tidak hanya cumi-cumi, ada lagi lainnya, yaitu sotong. Sekilas bentuk cumi-cumi dan sotong terlihat hampir sama, tetapi sebenarnya berbeda. Ukuran cumi-cumi lebih kecil daripada sotong, selisihnya bisa sampai 10 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan buku Biologi Interaktif Kls. X IPA oleh Wijaya Jati, cumi-cumi dan sotong termasuk dalam kelas Cephalopoda pada kelompok Ordo Dibranchiata. Dalam kelompok hewan ini mempunyai sepasang insang, kantong tinta, dan sel-sel berpigmen. Bisa jadi memiliki cangkang, bisa juga tidak sama sekali, seperti cumi-cumi, sotong, dan gurita.
Untuk penjelasan lebih spesifik mengenai perbedaan cumi-cumi dan sotong, yuk simak penjelasan di bawah ini.
Perbedaan Cuci-cumi dan Sotong
Sotong (Sepia officinalis)
Masih mengutip sumber yang sama, panjang sotong yaitu 15-25 centimeter. Sotong memiliki 10 tentakel, dua buah tentakel panjang dan delapan buah tentakel dengan alat isap. Sotong memiliki rangka dari bahan kapur yang dikenal sebagai tulang sotong atau totok. Tulang sotong biasanya dimanfaatkan manusia untuk menambah zat kapur burung-burung piaraan dan sebagai bahan pengilat atau pengasah.
Cumi-cumi
Keunikan hewan ini saat lepas menembus air, cumi-cumi sering disebut sebagai panah laut. Sama seperti sotong, cumi-cumi memiliki 10 tentakel, dua buah tentakel panjang dan delapan buah tentakel dengan alat isap. Pada tentakel, alat isap ini digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa. Matanya tidak memiliki kelopak mata.
Cumi-cumi mengisap air melalui rongga mantel air. Selanjutnya, air akan dikeluarkan melalui suatu pembuluh lentur yang disebut sifon. Pancaran air yang keluar melalui sifon digunakan untuk mendorong hewan itu bergerak ke arah belakang dengan cepat. Pengeluaran tinta dari kantong tinta juga melalui sifon tersebut.
Cumi-cumi memiliki dua buah sirip yang merupakan perluasan dari mantel. Sirip tersebut digunakan untuk alat kemudi yang juga dapat mendorong cumi-cumi secara perlahan ke arah depan atau ke arah belakang.
Cumi-cumi memiliki rangka dalam dari bahan kitin. Jenis cumi-cumi yang biasa dikenal, antara lain cumi-cumi biasa (Loligo pealei), cumi-cumi terbang (Ommastrephes bartrami), dan cumi-cumi raksasa (Architeuthis imperator).
Mengutip dari laman Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Buleleng, cumi-cumi yang tubuhnya lebih kecil dari sotong memiliki panjang antara sekitar 5,1 cm.
Kandungan Gizi Cumi-cumi dan Sotong
Cumi-cumi yang masih segar memiliki warna putih cerah. Hindari memilih cumi-cumi berwarna merah muda atau kuning, jika ingin memasaknya. Sementara, sotong segar memiliki warna putih dengan beberapa bintik hitam, seperti yang dijelaskan pada laman Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Kandungan gizi pada cumi-cumi dan sotong tidak jauh berbeda. Dalam 300 gram cumi-cumi terdapat 48 gram protein. Sementara dalam berat yang sama, sotong hanya memiliki 28 gram protein. Cumi-cumi dan sotong sama-sama memiliki kandungan nutrisi mikro lainnya seperti kalsium, zat besi, magnesium, dan natrium dengan jumlah beragam.
Nah, itu tadi penjelasan dari perbedaan cumi-cumi dan sotong, semoga membantu!
Artikel Ini Ditulis Oleh Aqila Cikal Ariyanto. Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(par/rih)