Mengapa Petir Berbentuk Zigzag? Sains Ungkap Alasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Petir Berbentuk Zigzag? Sains Ungkap Alasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 12 Des 2022 17:00 WIB
Ilustrasi petir
Foto: Getty Images/iStockphoto/Asa Schlobohm/ilustrasi petir
Jakarta -

Detikers, pernahkah kamu melihat petir? Jika pernah, pasti tahu kalau petir identik dengan cahaya berbentuk zigzag. Mengapa bisa begitu?

Petir sebetulnya adalah arus listrik. Akan tetapi, aliran elektronnya seribu kali lebih kuat daripada arus di rumah.

Petir pada dasarnya mencoba menemukan jalur untuk bergerak ke tanah. Tapi, petir tidak selalu berupa garis lurus karena banyak faktor lain di atmosfer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi bagaimana petir bisa berbentuk zigzag? Ini penjelasannya.

Alasan Petir Berbentuk Zigzag

Medan listrik yang kuat di awan petir mendorong elektron untuk memiliki energi yang cukup dalam menciptakan oksigen delta singlet. Oksigen delta singlet adalah spesies molekuler unik dengan energi terendah pertama yang tereksitasi, atau keadaan dengan energi yang lebih besar dari keadaan semula, secara elektronik.

ADVERTISEMENT

Molekul dan elektron ini terbentuk untuk menciptakan langkah pendek berkonduksi tinggi. Langkah-langkah ini akan terlihat menyala secara intens selama sepersejuta detik.

Di akhir langkah, ada jeda saat penumpukan terjadi lagi, diikuti oleh cahaya terang dan berkedip lainnya. Proses ini diulangi lagi dan lagi. Kemudian jadilah bentuk zigzag.

Menurut laman Science Alert, foto-foto petir mengungkapkan empat atau lima petir awal berbentuk samar yang datang dari awan. Petir ini bercabang dan kemudian membentuk zigzag pada jalur yang tidak teratur menuju Bumi.

Petir yang muncul pertama dari cabang petir ini akan mulai menyambar Bumi. Barulah kemudian diikuti oleh cabang petir yang lain. Dengan cabang petir yang muncul lebih dahulu akan padam.

Apa yang Menyebabkan Sambaran Petir?

Petir bermula dari saat elektron menumbuk molekul oksigen. Jika elektron memiliki energi yang cukup, ia akan mendorong molekul ke keadaan delta singlet. Ini adalah keadaan metastabil, yang berarti tidak stabil sempurna.

Oksigen dalam keadaan delta singlet ini melepaskan elektron, yang diperlukan untuk mengalirkan listrik, dari ion oksigen negatif. Ion-ion ini kemudian segera digantikan oleh elektron yang kembali menempel pada molekul oksigen.

Ketika lebih dari satu persen oksigen di udara dalam keadaan metastabil, udara dapat menghantarkan listrik.

Jadi petir terjadi karena cukup banyak keadaan metastabil untuk melepaskan sejumlah besar elektron. Setelah sepersejuta detik, petir dapat menghantarkan listrik.

Potensial listrik di ujung petir tersebut meningkat dan menghasilkan petir selanjutnya.




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads