Peneliti menemukan pohon di hutan tropis Panama tahan sambaran petir. Tak hanya itu, pohon ini tambah subur setelah tersambar petir.
Dilaporkan dalam jurnal New Phytologist, pohon almendro (Dipteryx oleifera) ini tumbuh setinggi 55 meter. Saat tersambar petir, aliran listrik jutaan volt juga menyetrum liana, tanaman parasit yang merambat di batang dan dahannya. Aliran listrik petir juga melompat dari cabang-cabang pohon almendro ke pohon-pohon di dekatnya yang lebih pendek sekitar 4 meter.
Namun, pada peristiwa sambaran petir tersebut, 10 sambaran langsung pada almendro tidak menyebabkan kerusakan signifikan, hanya kehilangan sejumlah kecil daun. Sedangkan 78% liana langsung mati, serta pohon di sekitarnya rusak dan mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, persaingan pohon almendro dengan tanaman parasit dan pohon sekitarnya untuk mendapat cahaya matahari jadi berkurang. Matinya liana juga membuat pertumbuhan dan reproduksi pohon almendro jadi tak terhambat.
Penemuan Pohon Tahan Petir Hutan Panama
Pohon almendro berasal dari Honduras, Nikaragua, Kosta Rika, Panama, Kolombia, dan Ekuador. Kayu keras pohon almendro lazim digunakan dalam konstruksi. Sedangkan biji pohonnya beraroma almond, bisa dimakan dan biasa dijual di pasar lokal.
Pohon ini merupakan spesies kunci hutan Panama. Buah dan bijinya adalah sumber makanan penting bagi mamalia hutan hujan selama musim kemarau. Contohnya seperti agouti, mamalia pengerat penting yang bantu pohon tumbuh di hutan dengan menyebarkan bijinya.
Ahli ekologi hutan Evan Gora dari Cary Institute of Ecosystem Studies mengatakan, ia dan rekan-rekan semula menemukan pohon Dipteryx oleifera di Panama pada 2015. Pohon tersebut selamat dari sambaran petir tanpa kerusakan berarti. Padahal, liana di pohon tersebut mati, begitu pula belasan pohon di sekitarnya, dilansir Cary Institute.
Seiring waktu, mereka menemukan pohon D. oleifera lain yang justru tumbuh subuh setelah tersambar petir. Mereka pun coba meneliti fenomena ini.
Pohon yang Subur Setelah Tersambar Petir
Menggunakan sistem lokasi petir, tim peneliti melacak hasil sambaran petir pada 9 pohon D. oleifera dan 84 pohon lain di Monumen Alam Barro Colorado, Panama tengah. Sekitar 2-6 tahun setelah sambaran petir, peneliti lalu mengukur tingkat kelangsungan hidupnya, kondisi cabang dan batang, jumlah liana, dan jumlah pohon mati di sekitarnya.
Rupanya, pohon spesies lain yang tingginya sama dengan pohon almendro rusak 6 kali lebih parah. Rata-rata 40 persen cabang atas dan daunnya hancur. Sebanyak 64 persen dari total pohon tinggi lain yang tersambar petir tersebut mati dalam 2 tahun.
Sementara itu, setiap pohon D. oleifera disambar petir, rata-rata 9,2 pohon di sekitarnya yang mati. Peneliti mendapati, pohon yang tumbuh di dekatnya 48 persen lebih rentan mati daripada pohon lain di hutan, kemungkinan karena petir.
Tahan Petir Berkali-kali
Peneliti juga mendapati pohon almendro bisa tahan sambaran petir berkali-kali sepanjang hidupnya. Usianya sendiri diperkirakan ratusan atau ribuan tahun.
Diperkirakan, pohon almendro bisa tersambar petir langsung setiap 56 tahun. Sedangkan selama penelitian mereka, salah satu pohon almendro tersambar petir 2 kali hanya dalam 5 tahun.
Karena tahan petir, kemampuan pohon ini melahirkan keturunan baru naik hingga 14 kali lipat. Peneliti memperkirakan hal ini juga dipengaruhi karena mereka tak banyak pohon tetangga di sekitarnya untuk bersaing dalam memperoleh nutrisi dan cahaya matahari.
Peneliti saat ini belum tahu pasti ciri-ciri kelistrikan atau struktur apa yang membuat pohon almendro tahan sambaran petir. Mereka juga ingin meneliti apakah ada spesies lain yang tahan tersambar petir untuk memahami seberapa umum fenomena ini.
(twu/nwy)