Gunung Kerinci: Letak dan Sejarah Letusan dari Tahun 1838

ADVERTISEMENT

Gunung Kerinci: Letak dan Sejarah Letusan dari Tahun 1838

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 08 Des 2022 09:30 WIB
Gunung Kerinci mengembuskan gas dan material ke udara yang terlihat dari Gunung Tujuh, Kerinci, Jambi, Sabtu (5/11/2022). Gunung Kerinci yang masih berada pada level II (waspada) itu kembali mengalami erupsi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/YU
Gunung Kerinci. (Foto: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)
Jakarta -

Gunung Kerinci yang terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi mengalami erupsi pada Selasa (6/12) kemarin. Gunung api ini mengeluarkan abu pekat setinggi 700 meter.

Gunung Kerinci sendiri adalah salah satu gunung api aktif di Indonesia yang terakhir kali meletus pada tahun 2009. Menurut laman resmi Bandara Minangkabau, Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua.

Kondisi Alam Gunung Kerinci

Gunung Kerinci dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat Harimau Sumatera dan Badak Sumatera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl dan memiliki kawah seluas 400 x 120 meter yang berisi air yang berwarna hijau.

Di sebelah timur gunung terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Kemudian di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.

ADVERTISEMENT

Sejarah Letusan Gunung Kerinci

Meski memiliki kondisi alam yang indah dan kekayaan alam melimpah, namun warga di sekitar harus terus berhati-hati. Sebab, Gunung Kerinci merupakan gunung dengan letusan stratovolcano, yakni mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif dan diselingi dengan adanya aliran-aliran lava.

Menurut data dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gunung Kerinci telah mengalami 20 letusan sejak tahun 1838.

Berikut sejarah letusan Gunung Kerinci:

  1. 1838: letusan di kawah pusat
  2. 1842: letusan di kawah pusat
  3. 1874: letusan di kawah pusat
  4. 1878: tanggal 11 Desember terjadi letusan freatik di kawah pusat
  5. 1887: kemungkinan terjadi letusan freatik di kawah pusat
  6. 1908: kemungkinan terjadi letusan freatik di kawah pusat
  7. 1921: bulan Mei dan Juni terjadi letusan di kawah pusat
  8. 1936: tanggal April, 30 Agustus terjadi letusan di kawah pusat
  9. 1937: tanggal 8 September terjadi letusan di kawah pusat
  10. 1938: antara 19 Januari dan 18 Maret terjadi letusan freatik di kawah pusat dan terbentuk kerucut kecil di dasar kawah
  11. 1952: bulan Januari dan Juni terjadi letusan abu di kawah pusat
  12. 1960: bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
  13. 1963: bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
  14. 1964: bulan Juli terjadi letusan abu di kawah pusat
  15. 1967: letusan abu di kawah pusat
  16. 1970: terjadi letusan abu di kawah pusat
  17. 1999: terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak
  18. 2002:terkadang ada letusan abu tipis di sekitar puncak
  19. 2007: 9 September 2007 pukul 04.40 WIB dinaikan statusnya menjadi Waspada karena tercatat letusan abu / hembusan asap berwarna hitam pekat dan tinggi 700 - 800 m dari bibir kawah dan condong ke arah timur.
  20. 2008: 24 Maret 2008 antara pukul 11:40 - 12:25 WIB terjadi 1 kali kejadian letusan berwarna putih tebal kehitaman dengan tinggi asap maksimum 500 m dari puncak Gunung Kerinci. Pada pukul 16:30 WIB, ketinggian asap letusan maksimum menurun menjadi Β± 300 m dari puncak Gunung Kerinci.

Meski sudah berkali-kali mengeluarkan letusan, karakter letusan Gunung Kerinci saat ini adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya mengeluarkan material abu letusan. Badan Geologi tidak memiliki data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads