Perayaan Maulid Nabi 2022 di nusantara diselenggarakan dengan dibalut beragam tradisi di berbagai daerah. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW meliputi arak-arakan anak yang akan khitan hingga bunga kertas dengan gantungan uang.
Tradisi Maulid Nabi di NTB ini dirayakan dengan cara berbeda di setiap daerah. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, berikut sejumlah perayaan yang digelar.
Tradisi Maulid Nabi di NTB
1. Ngurisan, Cukur Rambut Bayi
Umumnya, tradisi rambut bayi d NTB dilakukan pada bayi yang baru lahir atau berumur di bawah enam bulan. Cukur rambut bayi ini digelar di masjid atau musala pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat Maulid Nabi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uniknya, seluruh tokoh agama dan masyarakat undangan harus mencukur. Jika tidak, para undangan tersebut bisa memegang kepala sang anak.
2. Musik Gerantung
Bebunyian gerantung terdengar di Dasan Beleq, tepatnya di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB saat perayaan Maulid Nabi dimulai. Gerantung adalah alat musik tradisional NTB.
Pada perayaan Maulid Nabi, gerantung dibunyikan 24 jam. Sebelum digunakan, gerantung dibersihkan di lokoq teraga, yaitu sumur yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.
3. Ruah Maulud, Kumpul Bersama Keluarga dan Anak Yatim
Ruah Maulud biasanya identik dengan kumpul bersama mengundang kerabat, tetangga dekat, fakir miskin, dan anak yatim untuk makan di rumah. Jajanan yang dihidangkan pun khas perayaan yang umumnya sulit ditemukan ketika hari-hari biasa.
4. Praja Maulud
Warga di Desa Adat Bayan, Lombok Utara menggelar tradisi Maulid Nabi di Masjid Kuno Bayan Beleq. Masjid ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 oleh para penyebar Islam.
Rangkaian perayaan Maulid Nabi di desa ini berlangsung dua hari berturut-turut berdasarkan Lingsereat atau kalender adat Bayan. Salah satu rangkaian tradisi Maulid Nabi di Bayan disebut Praja Maulud.
Dalam prosesi ini, para pranata adat Bayan menggambarkan proses terjadinya perkawinan langit dan bumi, Adam dan Hawa, yang disimbolkan dengan pasangan pengantin.
5. Praje, Arak-arakan Anak Khitan
Delapan kampung di Kelurahan Dasan Agung, NTB merayakan Maulid Nabi secara bergantian sejak masuknya bulan Maulid hingga selesai. Para warga merupakan penduduk asli Dasan Agung.
Salah satu tradisi di rangkaian tradisi Maulid Nabi ini adalah arak-arakan mengusung anak-anak yang akan dikhitan. Para anak laki-laki tersebut diarak dengan menggunakan kuda-kudaan dan memakai pakaian adat.
6. Migel, Menari Bersama
Tradisi Migel (tarian) biasanya digelar disekitar kompleks Masjid Kuno Gumantar. Migel umumnya dilakukan lintas usia, baik oleh anak-anak, remaja, maupun dewasa.
7. Kemang Male, Bunga Kertas dari Sumbawa
Kemang Male adalah seni menggunting kertas dengan membentuknya menjadi bunga. "Kemang" dalam bahasa Sumbawa memiliki arti bunga, sedangkan "male" memiliki arti seni menggunting hiasan kertas.
Kemang Male dibentuk dari berbagai macam warna kertas. Di Maulid Nabi, bunga-bunga kertas ini diberi gantungan berupa camilan, roti, bahkan uang.
(twu/nwy)