Lantas, kenapa Pancasila disebut sakti?
Dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Pancasila disebut sakti karena Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Dari banyaknya perbedaan tersebut, ragam rintangan dilalui oleh bangsa Indonesia, termasuk peristiwa G30S-PKI.
Namun nyatanya, kesaktian Pancasila dibuktikan dengan kuatnya ideologi tersebut setelah diterpa badai yang mencoba menggoyangkan hingga memecah belah dasar negara itu.
Makna Sakti dalam Hari Kesaktian Pancasila
Melansir dari buku Gereja, Agama-agama & Pembangunan Nasional karya Weinata Sairin peringatan Hari Kesaktian Pancasila dikaitkan dengan peristiwa penting G 30 S/PKI. Hal yang menarik dari peristiwa itu adalah penggunaan rumusan Kesaktian Pancasila.
Sebenarnya apa makna Hari Kesaktian Pancasila, apa arti yang substansial di belakang kata sakti sebelum kata Pancasila?
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), sakti berarti mampu (kuasa) berbuat sesuatu yang melampaui kodrat alam, mempunyai kesaktian; bertuah, dan keramat.
Makna sakti dalam Kesaktian Pancasila adalah dipahami sebagai suatu sikap, pandangan yang menegaskan jika hanya Pancasila saja ideologi negara yang mampu membuat utuh kesatuan bangsa karena memiliki potensi yang kuat sebagai basis pemersatu masyarakat Indonesia yang majemuk.
Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang mempersatukan kemajemukan Indonesia akan sangat bergantung pada kemauan serta kemampuan dari setiap anggota masyarakat untuk mengamalkan Pancasila itu sendiri secara konsekuen dan konsisten dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Periode Emas Pancasila
Tahun 1980-an disebut sebagai periode emas Pancasila. Kala itu, tidak seorang pun yang mampu mengkritisi Pancasila. Pada tahun itu, ekonomi berkembang dengan baik, politik terkontrol dan tata sosial sangat rapi.
Sayangnya, fondasi Pancasila saat itu kurang kokoh. Pengamalan Pancasila kurang, karena hanya dijadikan sebagai sebuah hafalan tanpa dimaknai.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila, memang tak lepas dari Gerakan 30 September 1965 oleh PKI yang menyebabkan 6 perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD gugur.
Enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat menjadi korban dalam Gerakan 30 September, di antaranya adalah:
- Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jenderal R Suprapto
- Mayor Jenderal MT Haryono
- Mayor Jenderal Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal D I Panjaitan
- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
- Lettu Pierre Andreas Tendean
Pada masa pemerintahan Orde Baru, kemudian menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tertanggal 17 September 1966 (Kep 977/9/1966).
Tertulis dalam surat tersebut, peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila harus dilakukan TNI Angkatan Darat dan dilanjutkan adanya usul dari Menteri/Angkatan Kepolisian.
Berbekal surat tersebut, upacara 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dilakukan seluruh komponen masyarakat tanpa kecuali selama Orde Baru dan diperingati hingga saat ini.
(nah/nah)