Idul Adha 2022 Berpotensi Tak Barengan? Ini Kata BRIN

ADVERTISEMENT

Idul Adha 2022 Berpotensi Tak Barengan? Ini Kata BRIN

Kristina - detikEdu
Senin, 06 Jun 2022 21:00 WIB
Petugas Masjid Al-Musyariin meneropong posisi hilal (bulan sabit muda) untuk menentukan 1 Ramadhan 1441 H di Jakarta Barat, Kamis (23/4/2020). Berdasarkan pantauan hilal di beberapa daerah, Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1441 H jatuh pada Jumat (24/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi pengamatan hilal. Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta -

Penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 H kemungkinan berbeda antara metode hisab dan rukyat. Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022, sedangkan pemerintah diprediksi menetapkan pada 10 Juli 2022.

Kemungkinan perbedaan ini disampaikan oleh Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Ia mengawali penjelasannya dengan memaparkan kriteria yang digunakan masyarakat Indonesia dalam menentukan permulaan bulan baru.

"Saat ini ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia: kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS. Kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari," ucap Thomas dikutip dari detikNews, Senin (6/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kriteria Baru MABIMS mendasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat. Kriteria Baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam," lanjutnya.

Thomas menerangkan, posisi bulan di Indonesia pada Magrib 29 Juni 2022 sudah berada di atas ufuk. Artinya, kriteria wujudul hilal sebagaimana digunakan oleh Muhammadiyah sudah terpenuhi.

ADVERTISEMENT

"Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumatnya menyatakan 1 Zulhijah 1443 jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022. Hari libur nasional yang menyatakan Idul Adha 1443 jatuh pada 9 Juli 2022 didasarkan pada kriteria lama MABIMS, yaitu tinggi minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan jam," jelasnya.

Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia Kementerian Agama (Kemenag) ini menjelaskan, berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), pada Magrib 29 Juni 2022 tinggi bulan di Indonesia umumnya kurang dari 3 derajat dengan elongasi kurang dari 6,4 derajat.

Kondisi tersebut menunjukkan hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat. Sehingga, tidak mungkin untuk terlihat hilal.

"Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443," beber Thomas.

Dalam metode rukyat, apabila hilal belum bisa dilihat atau adanya gangguan cuaca, maka penentuan awal bulan harus disempurnakan 30 hari (istikmal). Kondisi ini yang kerap menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Dalam Kitab Lisan 'Arab karya Ibnu Manzur dijelaskan, arti hilal adalah permulaan bulan yang terlihat oleh manusia di awal bulan tersebut. Hilal muncul dalam dua malam di setiap bulan.




(kri/rah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads