Tempat menarik apa saja yang pernah detikers kunjungi? Kawah Ijen, salah satu tempat wisata alam di Indonesia, merupakan pilihan menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Kawah ijen merupakan danau kawah asam kuat terbesar di dunia sedalam 200 meter. Kawah Gunung Ijen di Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur juga dikenal dengan api biru abadi di dalam kawahnya.
Blue Flame muncul karena tekanan gas yang berinteraksi dengan belerang. Keluarnya H2S dipermukaan dengan suhu tinggi, menimbulkan api dengan warna biru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eternal blue fire bisa dilihat saat tidak ada cahaya, sekitar jam 2-4 dini hari. Pemandangan yang tidak seperti di Bumi ini merupakan satu-satunya di dunia.
Di samping Kawah Ijen, ada sejumlah tempat menarik di dunia yang sekilas seperti berasal dari planet lain atau buatan imajinasi manusia. Berikut di antaranya:
Tempat Menarik di Dunia yang Seperti dari Planet Lain
1. Gua Es Skaftafell, Islandia
Detikers suka berfoto di terowongan akuarium Sea World? Nah, kamu bisa berfoto dengan pose sama di gua es Skaftafell, Islandia. Bedanya, badan kita akan dikeliling oleh terowongan es biru berdinding tebal.
Gua Skaftafell terletak di Gletser VatnajΓΆkull. Gletser adalah endapan salju dan es besar di atas tanah yang terbentuk dalam waktu lama. Dikutip dari laman Skaftafell, gua ini terbentuk karena aliran air hangat melalui bagian es yang menempel ke tanah. Di musim dingin, air tersebut membeku sehingga tersisa lubang gua biru beserta lantai es dan bebatuan.
2. Salar de Uyuni , Bolivia
Salar de Uyuni atau danau cermin adalah dataran garam sepanjang 10.582 km di Altiplano, Bolivia, Amerika Selatan. Jika berfoto di atas Salar de Uyuni, kamu akan seolah-olah berdiri di atas cermin yang luas. Dataran garam di Salar de Uyuni yang memantulkan bayangan awan.
Salar de Uyuni semula tertutup oleh Danau Minchin sekitar 40.000 tahun lalu. Dikutip dari laman Salar de Uyuni, air dari pegunungan sekitar mengalir ke danau tersebut karena tidak ada saluran drainase di Altiplano. Danau tersebut perlahan berubah menjadi beberapa danau prasejarah kecil. Kenaikan suhu dan perubahan iklim dari basah ke kering membuat air danau menguap.
Kadar garam di air yang menguap menyebabkan terbentuknya kerak garam yang tebal seperti hari ini. Air di bawah dataran garam terus menguap di sinar matahari, 10 kali lebih banyak dari curah hujan yang turun. Alhasil, Salar de Uyuni menjadi dataran garam yang luas dengan 70 persen cadangan litium, bahan baku baterai, tersimpan di bawah permukaannya.
3. Laut Bintang di Vadhoo Island
Sea of Stars atau laut bintang merupakan julukan pantai di Vadhoo Island, Atol Raa, Maladewa. Di malam hari, air laut di pantai Pulau Vadhoo bercahaya seperti bertaburan bintang.
Lautan bintang Pulau Vadhoo rupanya terbentuk dari banyaknya fitoplankton di air laut wilayah tersebut, seperti dikutip dari laman Atlas Obscura. Fitoplankton adalah tumbuhan berukuran mikro dan melayang di air.
Fitoplankton Lingulodinium polyedrum di Pulau Vadhoo bersifat bioluminescent, yaitu dapat mengeluarkan emisi cahaya karena adanya reaksi kimia. Pergerakan ombak membuatnya tampak bersinar dan menciptakan efek berkilauan seperti bintang.
4. Hutan Batu Tsingy de Bemaraha, Madagaskar
"Pohon batu" yang rapat dan runcing di Tsingy de Bemaraha sekilas tampak seperti latar tempat di games petualangan. Namun, kawasan dataran tinggi ini sebenarnya merupakan wilayah taman nasional dan cagar alam di Madagaskar. Lemur sifaka dan burung merupakan spesies yang berhabitat di situs warisan dunia UNESCO ini.
Menara batuan alami yang tinggi diTsingy de Bemaraha terbentuk sejak 200 juta tahun lalu, seperti dikutip dari Earth Observatory NASA. Saat itu, lapisan kalsit menumpuk menjadi lapisan batu kapur yang tebal. Dengan berbagai aktivitas tektonik, batugamping pun mulai terbentuk dan tampak muncul dari datarannya semula. Batu-batu prasejarah tersebut lalu diukir oleh hujan monsun dan air tanah hingga tampak seperti hari ini.
5. Kawah Gas Darvaza
Apakah kamu membayangkan Mars atau planet lainnya punya tanah yang bisa bikin kaki terbakar? Tempat seperti itu rupanya ada di Bumi, tepatnya di kawah gas Darvaza. Kawah gas di Turkmenistan ini terlihat seperti lubang besar yang terbakar sehingga disebut gerbang neraka.
Kawah Darvaza adalah lubang berdiameter 70 meter dengan dalam 20 meter di gurun. Penggaliannya dimulai pada 1971 pada operasi pengoberan Uni Soviet untuk mengekstraksi gas. Namun, karena tanah di bawah anjungan runtuh ke dalam gua gas, gas metana berbahaya bocor ke udara.
Agar tidak menimbulkan bencana lebih besar, ahli geologi memutuskan untuk membakar kawah. Perkiraannya, gas hanya akan terbakar selama beberapa minggu. Namun hingga saat ini, 50 tahun kemudian, kawah gas Darvaza masih menyala.
Tertarik mengunjungi tempat menarik di dunia tersebut, detikers?
(twu/row)