Mutiara Ramadan Prof Nasaruddin Umar: Sibuk Hitung Kuantitas Ibadah? Hati-hati!

ADVERTISEMENT

Mutiara Ramadan Prof Nasaruddin Umar: Sibuk Hitung Kuantitas Ibadah? Hati-hati!

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Selasa, 12 Apr 2022 19:45 WIB
Jakarta -

Bulan Ramadan biasanya identik dengan target ibadah selama sebulan penuh seperti, mengejar target jumlah khatam Al Quran atau pun jumlah rakaat dalam salat tarawih. Meski tujuannya baik, umat muslim tetap perlu berhati-hati dalam menyikapi hal ini.

Sebab, hal ini dikhawatirkan dapat membuat seorang muslim justru terlalu larut dengan kuantitas ibadahnya hingga melupakan kualitasnya. Hal inilah yang kemudian disebut Prof Nasaruddin Umar dengan ahli ibadah yang tertipu atau terkecoh.

"Sibuk menghitung sudah berapa kali rakaat (salat), sudah berapa kali khatam (Al Quran), tapi hatinya kemana-mana. Kejar target kuantitasnya tapi kualitasnya tidak ada," kata dia melalui Mutiara Ramadan detikcom, Selasa (12/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam Besar Masjid Istiqlal ini juga kemudian menyebut, ada kekhawatiran lain untuk seorang ahli ibadah yang terlalu larut dengan jumlah hitungan ibadah. Dikhawatirkan, kata Prof Nasaruddin, mereka akan menganggap ibadah hanya sebagai formalitas tanpa ada kekhusyu'an.

Sebaliknya, cendekiawan muslim yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama (Wamenag) ini mengingatkan bahwa perkara yang paling sempurna dalam ibadah adalah menikmatinya.

ADVERTISEMENT

"Ahli ibadah yang tidak tertipu adalah yang benar-benar enjoy (menikmati dalam) melakukan ibadah," tutur dia.

Selain itu, ibadah juga perlu dilandasi dengan rasa karena cinta kepada Allah SWT. Bukan karena takut akan api neraka atau pun mengharapkan surga.

Inilah yang kemudian disebut Prof Nasaruddin sebagai orang yang ahlullah. "Jangan ada maunya (untuk ibadah) selain (karena) Allah SWT," jelasnya.

Untuk itulah, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an ini mengajak seluruh muslim untuk menjadikan bulan Ramadan sebagai momen untuk meningkatkan kualitas ibadah. Bukan sebaliknya yang hanya mementingkan kuantitas ibadah saja.

"Dalam Islam yang paling penting itu penghayatan oriented (orientasi) bukan amalan oriented, (seperti) kejar-kejaran target. Apa artinya target tercapai secara kuantitatif tapi tidak ada kualitasnya," tutur dia.

Kemudian, Prof Nasaruddin juga menjelaskan tingkatan keimanan seseorang dalam beribadah dan perbedaannya yakni, ahlul taat, ahli ibadah, dan ahlullah. Seperti apa? Selengkapnya dapat disaksikan dalam Mutiara Ramadan Prof Nasaruddin Umar: Ahli Ibadah yang Tertipu DI SINI.

(rah/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads