Bermaaf-maafan Jelang Puasa Ramadan, Seperti Apa Hukumnya?

ADVERTISEMENT

Bermaaf-maafan Jelang Puasa Ramadan, Seperti Apa Hukumnya?

Anisa Rizki - detikEdu
Jumat, 01 Apr 2022 18:30 WIB
Maaf-maafan
Foto: Dok.detikcom
Jakarta - Ramadan 1443 H tinggal menghitung hari. Sebagai bulan yang dimuliakan dalam Islam dengan segala manfaat dan keberkahannya, tentu kehadirannya sangat dinantikan oleh umat muslim seluruh dunia.

Berbagai tradisi dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadan, salah satunya saling bermaaf-maafan. Dilansir dalam Risalah Shaum karya Wawam Shofwan Sholehuddin, bermaaf-maafan menyambut Ramadan sebenarnya tidak ditemukan dalil khusus yang memerintahkan bermaaf-maafan menjelang masuknya bulan Ramadan.

Akan tetapi alasan orang melakukan hal tersebut adalah agar melaksanakan ibadah shaum dan ibadah-ibadah lainnya lebih tenang. Tujuannya ialah menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa. Beberapa orang juga mengatakan dengan bermaaf-maafan, berdoa lebih khusuk tanpa ada rasa iri, dengki dan hasad kepada sesama muslim selama melaksanakan puasa Ramadan.

Mengutip dari sumber yang sama dalam Risalah Shaum, kegiatan saling bermaaf-maafan baik jelang Ramadan atau Idul Fitri bukanlah acara yang terdapat dalam tuntunan syariat. Sehingga pada dasarnya hal ini bukanlah ibadah khusus akan tetapi saling memaafkan wajib dilakukan oleh umat muslim terlepas dari bulan Ramadan.

Meminta maaf seharusnya dilakukan saat melakukan kesalahan, tidak hanya menjelang bulan puasa saja. Hal ini dikhawatirkan seseorang meninggal dalam keadaan belum meminta maaf.

Dalam Nu Online, selain saling memaafkan, di bulan Ramadan masyarakat Indonesia juga memiliki tradisi lain seperti membersihkan rumah hingga mengecap kembali mushalla.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 178:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِصَاصُ فِى ٱلْقَتْلَى ۖ ٱلْحُرُّ بِٱلْحُرِّ وَٱلْعَبْدُ بِٱلْعَبْدِ وَٱلْأُنثَىٰ بِٱلْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ فَٱتِّبَاعٌۢ بِٱلْمَعْرُوفِ وَأَدَآءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَٰنٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ ٱعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُۥ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih."

Secara garis besar, kebiasaan saling bermaaf-maafan sebelum bulan Ramadan bukan merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Tapi perlu diingat, meminta maaf haruslah dilakukan setiap saat, bukan hanya ketika momen tertentu saja ya, detikers!

maaf
bermaaf-maafan
meminta maaf
minta maaf
ramadan
ramadan 1443 H
bulan puasa
bulan suci
nabi muhammad
sunah
sunah nabi


(lus/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads