Doa ziarah kubur sesuai sunnah telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya. Berikut dengan anjuran ziarah kubur yang disunnahkan bagi umat muslim yang berbunyi:
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ
Artinya: "Dulu aku melarangmu melakukan ziarah kubur. Sekarang, lakukanlah ziarah kubur, karena akan mengingatkan kalian terhadap akhirat." (HR Muslim).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan hadits di atas, amalan ziarah kubur ini pernah termasuk dalam amalan yang dilarang pengerjaannya. Larangan ini, mengutip buku Risalah Shaum karya Wawam Shofwan, sempat berlaku lama pada masa awal Islam yang saat itu masih kental dengan kesyirikan.
Dalam artian, pelarangan ziarah kubur pada masa tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan umat muslim terdahulu untuk kembali ke kebiasaan lamanya. Seperti, mengadakan acara khusus atau pengkultusan makam tertentu.
Sebaliknya, konsep ziarah kubur dalam Islam pada dasarnya dimaknai sebagai pengingat kematian bagi muslim. Khususnya pengingat soal tidak ada kehidupan yang kekal di dunia ini.
Sebab itulah, ada bacaan doa ziarah kubur yang dicontohkan oleh Rasulullah agar makna ziarah kubur tidak menyimpang dari makna sebenarnya. Berikut bacaannya.
Doa Ziarah Kubur Sesuai Sunnah dalam Bahasa Arab
A. Doa ziarah kubur versi singkat
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Bacaan latin: Assalamu 'alaikum ahlad diyaari minal mu 'miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa alloohu bikum laahiquun, nas 'alullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah
Artinya: "Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya Insya Allah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan untuk kalian semua."
B. Doa ziarah kubur versi panjang
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
Bacaan latin: Allahummaghfìrlahu war hamhu wa 'aafìhìì wa'fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì' madholahu, waghsìlhu bìl maa'ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.
Artinya: "Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikan lah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikan lah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari istrinya. Masukkan lah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkan lah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya."
C. Tidak ada pengkhususan waktu ziarah kubur pada jelang Ramadan
Meskipun ziarah kubur boleh dikerjakan pada saat menjelang Ramadan, sejatinya ziarah kubur tidak memiliki pembatasan waktu dalam pengerjaannya. Namun, berziarah kubur sebelum Ramadan tiba seakan sudah menjadi tradisi tersendiri bagi muslim di Indonesia.
Perlu diingat, mengutip Abdurrahman Al-Mukaffi dalam buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan, amalan ziarah kubur menjelang Ramadan tidak pernah dicontohkan atau dilakukan oleh Rasulullah SAW maupun para sahabatnya. Ziarah kubur yang dikerjakan dengan niat kekhususan waktu tertentu artinya telah menerapkan syariat yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Beliau bersabda, "Barang siapa mengerjakan apa-apa tanpa adanya perintah dari kami, maka perbuatannya itu tertolak," (HR Muslim).
Hal ini dapat dikatakan bahwa, pengerjaan ziarah kubur dengan bacaan doanya menjadi sebuah kesunnahan selama tidak menerapkannya dengan khususan waktu tertentu. Hati-hati, jangan sampai keliru ya, detikers!
(rah/row)