Ilmuwan Temukan Jejak Hewan Hiperkarnivora Misterius yang Telah Punah

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Jejak Hewan Hiperkarnivora Misterius yang Telah Punah

Kristina - detikEdu
Rabu, 16 Mar 2022 16:00 WIB
Diegoaelurus vanvalkenburghae, mamalia hiperkarnivora yang berhasil diidentifikasi berkat fosil rahang berusia 42 tahun.
Ilustrasi Diegoaelurus vanvalkenburghae, mamalia hiperkarnivora yang berhasil diidentifikasi berkat fosil rahang berusia 42 tahun. Foto: San Diego Natural History Museum
Jakarta - Ilmuwan berhasil mengidentifikasi tulang rahang berusia 42 juta tahun. Diketahui, tulang tersebut milik hewan hiperkarnivora misterius yang menjelajah wilayah California.

Mamalia seukuran kucing hutan yang mengerikan ini berkeliaran di hutan yang sekarang disebut San Diego. Tidak seperti kebanyakan hewan pada saat itu, ia merupakan kelompok hiperkarnivora yang selalu makan daging.

Melansir Science News, Rabu (16/3/2022), hewan tersebut merupakan Diegoaelurus vanvalkenburghae, spesies baru yang diidentifikasi dari keluarga Machaeroidine yang sekarang sudah punah. Saat ini hanya ada sekitar selusin fosil Machaeroidine yang teridentifikasi.

Spesies tersebut dianggap sebagai mamalia pertama dengan taring seperti pedang dan gigi tajam. Ahli paleontologi berhasil mengidentifikasi predator baru ini berkat tulang rahang bawah sepanjang 71 milimeter dengan gigi yang awalnya ditemukan di lapisan fosil San Diego County.

Para tim peneliti melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dengan mengambil foto dari berbagai sudut dan membangun model 3D yang rinci dari tulang dan gigi.

Mereka kemudian meyakini bahwa hewan tersebut tidak hanya berasal dari spesies Machaeroidine tetapi dengan genus yang baru. Mereka kemudian menamainya Diegoaelurus vanvalkenburghae untuk menghormati San Diego County sebagai tempat penemuan fosil, dilansir dari Live Science.

Fosil tersebut menunjukkan bahwa makhluk itu memiliki gigi taring yang panjang seperti pedang karena tulang dagunya diturunkan, untuk melindungi taringnya, dan ada celah di gigi bawahnya untuk menyesuaikannya, kata Ashley Poust, ahli paleontologi di San Diego Natural History Museum.

Dia menjelaskan, spesimen tersebut memiliki gigi besar, pengiris, dan penggunting yang idealnya cocok untuk makan daging segar, daripada mengunyah kacang atau menggerogoti tulang.

Hiperkarnivora ini diperkirakan seukuran beruang kutub besar, harimau, atau kucing jika dilihat dari ukuran rahang yang ditemukan. Tetapi gaya hidupnya sebagai pemakan daging ini di luar kebiasaan pemangsa pada zaman Eosen kala itu, sekitar 34 juta tahun yang lalu.

Menurut American Museum of Natural History, Eosen dimulai dari periode pemanasan yang ekstensif, yang memicu pertumbuhan hutan hujan yang panas dan lembab di seluruh dunia. Sejumlah fosil yang ditemukan di Formasi Santiago memberi bukti bahwa hutan hujan lebat California kuno pernah menjadi rumah bagi primata seperti lemur dan marsupial tapi seukuran babi hutan.


(kri/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads