Gambar Cadas Ini Diduga Rekam Rupa Hewan yang Telah Punah

ADVERTISEMENT

Gambar Cadas Ini Diduga Rekam Rupa Hewan yang Telah Punah

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 23 Sep 2024 18:30 WIB
Gambar cadas the Horned Serpent dan penggambaran ilustrasinya. Foto: Julien Benoit
Gambar cadas the Horned Serpent dan penggambaran ilustrasinya. Foto: Julien Benoit
Jakarta -

Sosok mirip hewan purba yang telah punah diduga peneliti terekam pada gambar batu (cadas) di Afrika Selatan. Fosil hewan tersebut sebelumnya pernah ditemukan di wilayah yang sama.

Peneliti Julien Benoit berpendapat, jika dugaannya benar, maka hewan itu adalah dicynodont. Spesies purba ini punah sebelum dinosaurus muncul dan manusia hidup di Afrika.

Lantas, siapa yang menggambar sosok hewah purba tersebut dan bagaimana asal-usulnya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang San dan Hewan Purba

Benoit menjelaskan, gambar batu di Afrika Selatan tersebut dikenal dengan nama panel the Horned Serpent (Ular Bertanduk). Karya seni cadas ini dibuat oleh masyakarat San di Afrika Selatan antara tahun 1821-1835.

Di antara figur-figur yang dilukis tersebut terdapat seekor binatang berbadan panjang. Gadingnya mengarah ke bawah mirip taring, tetapi tidak cocok dengan spesies apapun yang saat itu diketahui hidup di daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

Orang San sendiri diketahui biasa memasukkan berbagai aspek lingkungan sekitar mereka ke dalam karya seni, termasuk fosil. Benoit berpendapat, sosok hewan bergading pada gambar cadas itu mungkin terinspirasi oleh spesies yang telah punah.

Hewan Punah Bergading

Gambar cadas the Horned Serpent dan penggambaran ilustrasinya. Foto: Julien BenoitGambar cadas the Horned Serpent (A) dan penggambaran ilustrasinya (B) serta fosil dicynodont (C-E). Foto: Julien Benoit

Ia menjelaskan, cekungan Karoo di Afrika Selatan terkenal memiliki banyak fosil yang terawetkan dengan baik. Salah satunya yaitu dicynodont, hewan bertaring yang sering ditemukan sisa-sisa tulangnya dari dalam tanah.

Berdasarkan penelitian Benoit pada panel gambar cadas di sana, sosok hewan bergading itu mirip dengan fosil dicynodont. Di samping itu, orang San juga memiliki mitos setempat tentang hewan besar serupa yang pernah berkeliaran di sana dan sudah punah.

Benoit berpendapat, jika gambar cadas itu adalah bentuk interpretasi seniman akan rupa dicynodont, maka interpretasi tersebut sudah mendahului deskripsi ilmiah pertama akan hewan tersebut; setidaknya 10 tahun lebih dulu.

Ia menjelaskan, pemberian nama ilmiah dicynodont baru dilakukan oleh peneliti Richard Owen pada 1845. Sedangkan gambar batu itu setidaknya sudah dibuat pada 1835.

"Gambar tersebut dibuat paling lambat pada tahun 1835, yang berarti dicynodont ini digambarkan setidaknya sepuluh tahun sebelum penemuan ilmiah barat dan pemberian nama dicynodont pertama oleh Richard Owen pada tahun 1845," papar peneliti Universitas Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan tersebut dalam jurnal Plos One.

"Karya ini mendukung teori bahwa penduduk pertama Afrika Selatan, para pemburu-pengumpul San, menemukan fosil, menafsirkannya, dan memadukannya ke dalam seni cadas dan sistem kepercayaan mereka," imbuhnya.

Ia mengatakan, sejauh ini ada sejumlah bukti arkeologis bahwa orang San mungkin telah mengumpulkan fosil dan menggambarkannya ke dalam karya seni mereka. Namun, peneliti belum benar-benar tahu sejauh apa tingkat pengetahuan masyarakat adat Afrika tentang paleontologi setempat.

Benoit berharap, penelitian lebih lanjut mengenai budaya asli tiap daerah dapat menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana manusia di seluruh dunia telah memasukkan unsur fosil ke dalam budaya mereka.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads