Banjir rob di Jakarta Utara dan Barat pada Senin (06/12/2021) tercatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta terjadi di 15 RT. Di Jakarta Utara sendiri, banjir di Pelabuhan Sunda Kelapa dan Muara Angke sudah mulai surut ketika menjelang sore. Demikian informasi yang dikutip dari detiknews.
Di kawasan Jakarta Utara, ketinggian air bervariasi mulai dari 5 cm sampai 20 cm. Hal ini juga menyebabkan kendaraan yang menerobos banjir pun mengalami mogok.
Melihat pada kejadian ini, mana saja daerah yang rawan mengalami banjir? Selain apa saja penyebab dan dampak yang dialami manusia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daerah Rawan Banjir
Dikatakan dalam buku Banjir dan Kebakaran, Bencana Klasik di Kota Besar tulisan Sri Purnayenti, berikut ini beberapa daerah yang dapat dikategorikan sebagai rawan banjir:
1. Sekitar Bantaran Kali
Bantaran kali merupakan daerah yang rawan banjir apabila terjadi pendangkalan sungai akibat sampah yang dibuang sembarangan. Ketika musim hujan terjadi, sungai yang dangkal karena penumpukan sampah akan segera meluap dan menggenangi atau bahkan menenggelamkan rumah-rumah warga yang tinggal di sekitar bantaran kali.
2. Pinggir Pantai
Wilayah pinggir pantai bisa rawan banjir jika air laut pasang dan terjadi uapan sungai yang bermuara di dekat pantai itu.
3. Wilayah Pemukiman yang Padat dengan Saluran Air Buruk
Wilayah pemukiman padat bisa menjadi rawan banjir. Penyebabnya, saluran air tersumbat saat musim hujan.
Saluran air yang tersumbat dan tidak tertata ini akan mengalami luapan di dalamnya. Akibatnya, air akan menggenangi pemukiman warga.
Penyebab Banjir
Masih dari sumber yang sama, dikatakan bahwa banjir umumnya disebabkan oleh perilaku buruk manusia. Contohnya, membuang sampah sembarangan, menebang pohon di area resapan air, dan sebagainya.
1. Tata Kota yang Mengabaikan Kondisi Alam
Banyaknya daerah resapan air yang diubah menjadi bangunan, akan menyebabkan air hujan kekurangan area tampung. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan genangan di jalan-jalan.
2. Rendahnya Dataran di Area Kota
Kota-kota besar yang ada di Indonesia pada umumnya berada di wilayah pantai. Hal ini dipengaruhi dari perdagangan di masa lalu. Dahulu, area pantai dipakai sebagai tempat para saudagar melakukan perdagangan.
Karena letaknya di daerah pantai, maka kota-kota ini mempunyai wilayah daratan yang lebih rendah dari daerah lainnya. Salah satu contohnya adalah Jakarta.
Jakarta mempunyai ketinggian di bawah permukaan laut. Oleh sebab itu, Jakarta sering mengalami banjir. Apalagi, ada 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.
3. Curah Hujan Tinggi
Panas di daerah perkotaan dapat mendorong peningkatan curah hujan dalam intensitas cukup tinggi. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan area resapan air. Akibatnya, kota-kota besar juga bisa semakin rawan banjir.
4. Sampah
Selain kurangnya tempat penampungan sampah, ketidakpedulian warga atas sampah juga bisa menjadi penyebab banjir. Sampah yang dibuang di kali dan menumpuk, akan menghambat aliran sungai yang menuju laut. Penumpukan sampah di aliran sungai juga bisa mendangkalkan sungai.
Akibat Banjir
1. Kerusakan Sarana dan Prasarana Umum
Berbagai fasilitas publik seperti lampu lalu lintas, jalan raya maupun taman bisa saja rusak akibat adanya air bah. Dan tentu saja hal ini juga bisa merugikan penduduk.
2. Kerugian Materi
Berbagai perabotan dalam rumah bisa rusak karena air yang masuk saat banjir. Ketika banjir sangat deras, rumah juga bisa saja roboh.
3. Penduduk Meninggal
Warga yang tinggal di daerah rawan perlu mendapat pelatihan dalam menghadapi terjadinya banjir. Utamanya, hal ini diperlukan untuk menghadapi banjir besar.
4. Penyakit Menular
Beberapa contoh penyakit menular yang bisa diakibatkan banjir adalah kolera, disentri, muntaber, dan demam berdarah. Penyakit juga sangat mudah menular di dalam pengungsian.
Itulah beberapa area rawan banjir seperti di Jakarta, penyebab, dan dampaknya yang perlu kita ketahui. Tetap jaga lingkungan ya, detikers!
(nah/lus)