Banjir yang sempat terjadi di sejumlah titik di Cepu, Kabupaten Blora, berdampak terhadap ratusan rumah warga. Banjir kini telah surut, beberapa warga membersihkan bekas banjir.
Pantauan detikJateng di lokasi siang ini, sudah tidak ada air menggenang. Terlihat sisa lumpur-lumpur di beberapa ruas jalan, termasuk lorong masuk dan di depan beberapa rumah warga.
Tampak juga warga yang membersihkan lumpur-lumpur tersebut dengan cara disiram air selang, ada juga yang menggunakan ember, sapu, dan alat sederhana lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara beberapa warga lainnya sudah mulai bersantai, mereka sejak pagi usai surutnya genangan langsung membersihkan lumpur-lumpur yang masuk ke rumah.
Di antaranya seperti yang dilakukan oleh Gatot (52) warga Gang Swadaya RT 1 RW 11 Kelurahan Balun, Kecamatan Cepu. Gatot menyebut sejak malam dia belum tidur. Dia menyebut banjir mulai surut pukul 02.00 WIB dini hari. Saat surut dia langsung membersihkan rumahnya.
"Banjir mulai masuk kampung Gang Swadaya sekitar jam 7-an, selesai sampai jam 2 malam. Ketinggian sedengkul," ungkapnya saat diwawancarai, Sabtu (5/4/2025).
Disebutnya, banjir di wilayahnya sudah langganan. Dia pun mengambil langkah antisipasi sebelumnya dengan mengamankan barang-barang berharga.
"Semua (barang-barang) aman. Sebelumnya kan sering banjir, jadi antisipasinya lebih awal," jelasnya.
Dia mengaku belum tidur karena membersihkan rumah sampai pukul 04.00 WIB dini hari. Menurutnya, banjir juga dikarenakan adanya luapan air dari sungai.
"Bersih-bersih sampai jam setengah 4. Lumpur masuk ke rumah. Belum tidur ini. Banjir ya musiman mas. Kalau musim hujan pasti banjir. Ya beruntungnya ada waduk mas, sebelum ada waduk setiap hujan pasti banjir," jelasnya.
Dia berharap wilayah yang menjadi langganan banjir itu segera tertangani oleh pihak pemerintah daerah. Dia menyebut dangkalnya sungai membuat daerah tempat tinggalnya mengalami kebanjiran.
"Semoga menanggulangi banjir ini sungainya dikeruk lagi. Sebenarnya sungai lebar, tapi dangkal. Tahun kemarin sempat dikeruk. Tapi ini dangkal lagi," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan lebat mengguyur wilayah Cepu, Kabupaten Blora, mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Sekitar 468 rumah dan beberapa perkantoran terendam air. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD menyebut banjir juga disebabkan luapan air sungai.
"Hujan lebat di wilayah Kecamatan Cepu dan sekitarnya serta wilayah hulu sungai yang melintasi wilayah Kecamatan Cepu dengan durasi lama menyebabkan banjir luapan dari sungai Ngareng dan Taman Siswa, yang melewati pemukiman mengakibatkan banjir luapan," ungkap TRC BPBD Blora, Agung Triyono kepada detikJateng, Sabtu (5/4).
Berikut rincian detail data banjir yang terjadi di wilayah Cepu.
Kelurahan Cepu air dengan ketinggian sekitar 30 hingga 100 sentimeter masuk ke permukiman, merendam sekitar 128 rumah. Kelurahan Balun luapan sungai Taman Siswa disebabkan hujan lebat dengan durasi lama di wilayah hulu.
"Rumah terendam sekitar 220 rumah. Ketinggian air 50 sampai 125 sentimeter dan merendam akses jalan kelurahan sepanjang 500 meter," beber Agung.
Kelurahan Tambakromo banjir luapan akibat hujan lebat merendam permukiman ketinggian 50 sampai 100 sentimeter. Merendam 15 rumah dan fasilitas pendidikan 2 sekolah. Sementara di Kelurahan Karangboyo merendam 70 rumah dan sejumlah fasilitas lain.
"Yang di Kelurahan Karangboyo banjir merendam pemukiman dengan ketinggian 50 sampai 100 sentimeter. Merendam 70 rumah, fasilitas pendidikan 2 unit dan fasilitas umum 1 unit," jelasnya.
Sementara banjir yang terjadi di Kelurahan Ngelo merendam permukiman dengan ketinggian 50 sampai 80 sentimeter yang merendam 35 rumah.
Peristiwa bencana banjir ini tidak ada korban jiwa dan tidak ada yang mengungsi.
"Tim TRC BPBD Blora melaksanakan asesmen dan pendataan serta mengevakuasi warga yang terdampak banjir luapan sungai. Melaksanakan koordinasi dengan lintas terkait untuk penanganan tindak lanjut," pungkasnya.
(rih/rih)