Dampak perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Mulai dari suhu yang ekstrem, badai yang lebih kuat, banjir yang semakin intensif, dan musim kebakaran yang lebih lama dan lebih parah.
Dilansir dari Live Science, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim yang diabaikan akan menghasilkan penderitaan yang tak terhitung bagi umat manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan para ilmuwan memprediksi berbagai skenario yang menghancurkan jika perubahan iklim tidak dikendalikan, termasuk mempertimbangkan dampak langsung terhadap populasi manusia.
Meski begitu, ilmuwan mengatakan bahwa hal itu kemungkinan kecil menyebabkan kepunahan kita.
"Tidak ada bukti skenario perubahan iklim yang akan membuat manusia punah," kata Michael Mann, profesor terkemuka ilmu atmosfer di Penn State dikutip dari LiveScience.
Namun, penelitian juga mengatakan adanya kemungkinan bahwa perubahan iklim masih akan mengancam kehidupan ratusan juta orang.
Seperti menyebabkan kelangkaan makanan dan air, yang berpotensi memicu keruntuhan masyarakat dan memicu konflik global.
Berkaca dari Masa Lalu
Sementara itu, Luke Kemp, seorang peneliti di Pusat Studi Risiko Eksistensial di Universitas Cambridge Inggris telah mempelajari keruntuhan peradaban di masa lalu dan risiko perubahan iklim.
Kepunahan dan bencana hampir selalu melibatkan banyak faktor, tapi menurut Kemp jika manusia punah, perubahan iklim kemungkinan akan menjadi penyebab utama.
"Jika saya harus mengatakan, menurut saya apa penyumbang terbesar potensi kepunahan manusia di masa depan? Kemudian perubahan iklim, tidak diragukan lagi," kata Kemp.
Kemp menambahkan bahwa semua peristiwa kepunahan massal besar dalam sejarah Bumi telah melibatkan semacam perubahan iklim.
Misal peristiwa pendinginan selama kepunahan Ordovisium-Silur sekitar 440 juta tahun lalu yang memusnahkan 85% spesies, dan pemanasan selama kepunahan Trias-Jurassic sekitar 200 juta tahun lalu yang membunuh 80% spesies.
Ancaman dari Manusia
Kemp menjelaskan bahwa di masa depan, kelangkaan sumber daya yang berkurang karena perubahan iklim berpotensi menciptakan kondisi perang yang mengancam umat manusia.
"Ada alasan untuk khawatir bahwa ketika sumber daya air mengering dan kelangkaan menjadi lebih buruk, dan kondisi umum kehidupan saat ini menjadi jauh lebih buruk, lalu tiba-tiba, ancaman potensi perang nuklir menjadi jauh lebih tinggi," terang Kemp.
Dengan kata lain, dampak perubahan iklim mungkin tidak secara langsung menyebabkan manusia punah, tetapi dapat menyebabkan peristiwa yang secara serius membahayakan ratusan juta, bahkan miliaran kehidupan.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa konflik nuklir antara India dan Pakistan saja, dengan sebagian kecil dari senjata nuklir dunia, dapat membunuh 50 juta hingga 125 juta orang di kedua negara itu saja.
Perang nuklir juga akan mengubah iklim, seperti melalui penurunan suhu saat kota-kota yang terbakar memenuhi atmosfer dengan asap, mengancam produksi pangan di seluruh dunia dan berpotensi menyebabkan kelaparan massal.
Belum Terlambat untuk Menghindari Kemungkinan Buruk
Para ahli mengatakan belum terlambat untuk menghindari skenario terburuk dengan pengurangan signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.
Menurut Michael Mann, jika manusia gagal untuk mengurangi emisi karbon secara substansial dalam satu dekade ke depan, maka kemungkinan besar manusia akan memperburuk peristiwa cuaca ekstrem yang sudah berbahaya.
Akan ada lebih banyak tekanan pada sumber daya yang terbatas sebagai pertumbuhan populasi global bersaing untuk mendapatkan lebih sedikit makanan, air, dan ruang karena dampak perubahan iklim.
"Terserah kita. Jika kita bertindak berani sekarang, kita dapat menghindari dampak terburuk," tutur Mann.
(faz/nwy)