Proses Terjadinya Gerhana Bulan Sebagian yang Bakal Muncul 19 November

ADVERTISEMENT

Proses Terjadinya Gerhana Bulan Sebagian yang Bakal Muncul 19 November

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Rabu, 17 Nov 2021 19:00 WIB
Gerhana Bulan Sebagian
Ilustrasi gerhana bulan sebagian yang akan terjadi pada 19 November 2021 mendatang. (Foto: Situs BMKG)
Jakarta -

Setelah 80 tahun, gerhana bulan sebagian akan terjadi pada tahun ini. Tepatnya pada 19 November 2021 mendatang. Bahkan, dikabarkan menjadi gerhana bulan sebagian terlama dan masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena langka ini.

"Gerhana bulan sebagian kali ini merupakan gerhana Bulan Sebagian yang terlama, setidaknya untuk Indonesia sejak 80 tahun terakhir," kata peneliti Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN Andi Pangerang, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (17/11/2021).

Gerhana bulan sebagian yang akan terjadi minggu ini disebut sebagai gerhana bulan terlama pada abad ini. Pasalnya, melansir dari BBC Indonesia, umumnya fenomena gerhana bulan sebagian hanya berlangsung selama kurang dari dua jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, diprediksikan bayangan bumi akan menutupi bulan selama 3 jam dan 28 menit pada gerhana bulan sebagian ini.

Lalu, bagaimana proses terjadinya gerhana bulan tersebut?

ADVERTISEMENT

Gerhana bulan dapat terjadi saat bayangan bumi menghalangi cahaya matahari menuju ke bulan. Peristiwa ini mengakibatkan bulan menjadi gelap karena tidak ada cahaya matahari yang dipantulkan.

"Gerhana bulan terjadi jika posisi matahari, bumi, dan bulan dalam satu garis lurus. Posisi bumi terletak di antara matahari dan bulan," tulis buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Alam karya Tim Tunas Guru.

Menurut NASA, siklus maksimal gerhana bulan dalam setahun hanyalah terjadi sebanyak tiga kali. Gerhana bulan tidak terjadi dua kali dalam sebulan dikarenakan orbit bulan di sekitar bumi, miring tergantung dengan orbit bumi di sekitar matahari.

Berdasarkan jenisnya, gerhana bulan terbagi menjadi tiga, yaitu total, parsial, dan penumbra.

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi, dan bulan berada tepat di satu garis yang sama. Peristiwa ini hanya berlangsung selama beberapa menit.

Kemudian, gerhana bulan penumbra terjadi apabila seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra bumi. Pada peristiwa ini, bulan masih terlihat meskipun tidak terlalu terang. Peristiwa ini bisa berlangsung selama beberapa jam.

Sementara itu, peristiwa yang akan terjadi pada 19 November mendatang adalah gerhana bulan sebagian. Fenomena ini terjadi bila sebagian permukaan bulan masuk ke dalam bayangan umbra (bayangan inti) bumi dan sisanya dalam penumbra (bayangan kabur) bumi.

Meskipun dapat disaksikan dari Indonesia, menurut situs BMKG, gerhana bulan sebagian pada minggu ini tidak bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.

Masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fase puncak dan fase akhir pada fenomena langka ini. Fase puncak hanya dapat disaksikan di Provinsi Papua Barat selain Kab. Kepulauan Raja Ampat dan sebagian Provinsi Maluku.

Sementara itu, berikut ini daerah-daerah yang bisa menyaksikan fase akhir gerhana bulan sebagian di antaranya, Pulau Papua, Kep. Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Pulau Madura, Bali, Jawa (kecuali Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Sukabumi, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kab. Bandung Barat).

Kemudian Provinsi Kep. Riau (Kep. Natuna dan Kep. Anambas) dan Provinsi Bangka Belitung (kecuali Bangka Barat) juga dapat menyaksikan fase akhir dari gerhana bulan sebagian ini.




(rah/pay)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads