Fenomena gerhana bulan sebagian akan terjadi pada 17-18 September 2024. Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menyebutkan akan hal ini.
Dikutip dari BRIN, gerhana bulan sebagian kali ini melintas di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, juga Samudra Pasifik, Atlantik, Hindia, Arktik, dan Antartika. Sayangnya, gerhana bulan sebagian itu tak dapat diamati dari Indonesia.
Apa Kata NASA?
Dikutip dari NASA, gerhana bulan sebagian ini merupakan bulan purnama berikutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa nama lainnya yakni supermoon, Corn Moon (Bulan Jagung), Harvest Moon (Bulan Panen), Fruit/Barley Moon Bulan Buah atau Barley, akhir Ganesh Chaturthi dan awal Pitru Paksha; Madhu Purnima; pertengahan musim gugur, Mooncake, atau Bulan Festival Reuni, Chuseok, dan Imomeigetsu, atau Potato Harvest Moon (Bulan Panen Kentang).
Peristiwa supermoon ini akan terjadi pada Selasa malam, 17 September 2024, pukul 10:35 PM Eastern Daylight Time (EDT). Sementara, fenomena ini akan terjadi pada Rabu dari Waktu Newfoundland dan Greenland ke arah timur melintasi Eurasia, Afrika, dan Australia hingga International Date Line atau Garis Tanggal Internasional.
Sebagian besar kalender komersial akan menunjukkan bulan purnama ini pada hari Rabu berdasarkan Greenwich atau Universal Time. Bulan akan tampak purnama selama sekitar tiga hari, dari Senin malam hingga Kamis pagi.
Kapan Terjadinya Gerhana Bulan Sebagian?
Bulan akan mulai memasuki bayangan parsial bumi pukul 8:41 PM EDT. Redupnya bulan akan sulit terlihat hingga tepi atas bulan mulai memasuki bayangan penuh pukul 10:13 malam.
Puncak gerhana akan terjadi pada 10:44 malam dengan hanya 8 persen bagian atas bulan yang berada dalam bayangan penuh. Bulan akan keluar dari bayangan penuh pukul 11:16 malam dan bayangan sebagian pada Rabu pagi pukul 12:47 dini hari.
Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi saat Bumi melewati antara Matahari dan Bulan. Hal ini menyebabkan bayangan bumi jatuh di bulan, sehingga tampak gelap dan kemerahan.
Adapun yang pertama kali menerbitkan nama-nama bulan purnama pada 1930-an adalah The Old Farmer's Almanac.
Dikutip dari ABC News, bulan purnama kali ini dinamakan juga sebagai Harvest Moon karena selama beberapa malam, bulan terbit sesaat setelah matahari terbenam, sehingga segera setelah senja menghasilkan limpahan cahaya bulan yang terang.
Periode ini menjadi bantuan bagi para petani selama pengumpulan hasil panen. Bulan panen atau Harvest Moon dapat terjadi pada bulan September atau Oktober tergantung pada kedekatannya dengan ekuinoks musim gugur.
(nah/faz)