Kenapa Benua Afrika Dikenal sebagai Benua Hitam? Ini Sejarahnya

ADVERTISEMENT

Kenapa Benua Afrika Dikenal sebagai Benua Hitam? Ini Sejarahnya

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 27 Sep 2021 17:00 WIB
Benua Afrika
Foto: Getty Images/iStockphoto/mantaphoto
Jakarta -

Mengapa Benua Afrika dikenal sebagai benua hitam? Umumnya, jawabannya adalah karena orang Eropa tidak mengenal benua Afrika sampai abad ke-19. Tetapi rupanya jawaban ini tidak tepat. Untuk itu, detikers perlu tahu, Benua Afrika dikenal sebagai benua hitam karena apa.

Benua Hitam atau Dark Continent adalah julukan Benua Afrika yang dipengaruhi oleh kedatangan orang Eropa ke Afrika. Jawaban bahwa benua hitam atau Dark Continent berasal dari bagaimana orang Eropa tidak mengenal Afrika hingga abad ke-19 disebut tidak tepat karena orang Eropa tercatat telah mengetahui Afrika selama 2.000 tahun, seperti dikutip dari laman Historical Africa Cultural Center.

Lantas, bagaimana sejarah julukan Benua Hitam bagi Afrika bermula?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benua Afrika sebagai Benua Hitam

1. Dibuat Seolah-olah Ditemukan Bangsa Eropa

Benua Afrika dikenal sebagai Benua Hitam karena judul tulisan penjelajah Inggris Henry M. Stanley. Ia memberi judul karyanya "Through the Dark Continent dan "In Darkest Africa" untuk meningkatkan penjualan. Meskipun mengesankan Afrika sebagai benua yang belum terjamah lewat judul tersebut, Stanley mengaku sudah membaca 130 buku tentang Afrika sebelum menyelesaikan misi penjelajahannya.

Pada Zaman Pencerahan, bangsa Eropa mengembangkan standar dan alat baru dalam membuat peta. Bangsa Eropa lalu menghapus danau-danau, gunung-gunung, dan kota-kota di Afrika dari peta populer karena tidak yakin letak pastinya.

ADVERTISEMENT

Penjelajah Eropa seperti Burton, Livingstone, Speke, dan Stanley lalu berangkat ke titik-titik yang dihapus dari peta tersebut dengan pemandu orang Afrika yang mengantarkan mereka ke tempat-tempat tersebut. Dari situ, dengan standar baru, mereka diberi kreditasi sebagai penemu gunung, sungai, dan kerajaan-kerajaan di Afrika.

Padahal, kerajaan-kerajaan Afrika sebelum kedatangan bangsa Eropa sudah melakukan perdagangan dengan orang Timur Tengah dan Asia selama 2.000 tahun. Orang Eropa semula menggambarkan Afrika berdasarkan peta dan catatan buatan pedagang dan penjelajah seperti Ibnu Batutah.

Sebagai informasi, Ibnu Batutah melakukan perjalanan melintasi Gurun Sahara dan di sepanjang pantai utara dan timur Afrika sekitar tahun 1.300-an.

Peta-peta Afrika buatan Eropa sebelum kedatangan penjelajah Eropa juga sudah berisi pengetahuan detail tentang benua tersebut. Di sisi lain, Eropa memang hanya memiliki sedikit pengetahuan langsung tentang Afrika selain daerah pantainya hingga abad ke-19.

2. Anggapan tentang Iklim dan Lingkungan Afrika

Hasil penjelajahan bangsa Eropa menghasilkan sejumlah pengetahuan baru tentang Afrika. Tetapi di sisi lain, penjelajahan tersebut juga memicu mitos tentang benua hitam atau the Dark Continent.

Benua Afrika dikenal sebagai Benua Hitam karena menurut pemahaman penjajah dari Eropa, iklim benua Afrika merusak mental dan memicu disabilitas fisik, hutannya tidak bisa dihuni, dan penuh dengan binatang buas, serta sungainya banyak buaya.

Fakta dan mitos tentang kondisi di Benua Afrika ini lalu berkembang sehingga Benua Afrika dianggap berbahaya, berpenyakit, dan rawan kematian oleh para penjelajah Eropa. Pandangan bahwa Afrika memiliki iklim tidak bersahabat dan rawan penyakit didorong oleh penulis-penulis fiksi asal Eropa seperti Joseph Condad dan W. Somerset Maugham.

3. Anggapan tentang Perilaku Kerja dan Misionaris

Benua Afrika juga dikenal sebagai benua hitam karena dianggap malas dan penjual budak sejak akhir tahun 1700-an oleh orang Inggris, serta karena tidak mau berpindah agama.

Sebelumnya, orang Inggris abolisionis atau orang-orang yang bergerak menentang perbudakan berhasil melenyapkan perbudakan di perkebunan Afrika. Tetapi, setelah tidak ada perbudakan, orang Afrika menolak bekerja di perkebunan karena diberi upah sangat rendah.

Di waktu yang sama, misionaris Eropa gagal membuat orang Afrika berpindah memeluk agama yang disebarkan selama puluhan tahun. Mereka lalu menyebut hati orang Afrika "locked in darkness" atau "terkunci dalam kegelapan".

4. Anggapan tentang Budaya dan Perempuan Afrika

Benua Afrika juga dikenal sebagai benua Hitam karena anggapan-anggapan penjelajah Eropa. Salah satunya yaitu Geografer Lucy Jarosz yang menganggap Afrika "purba, buas, seperti reptil dengan perempuan yang harus diajari, dicerahkan, dibimbing oleh laki-laki Eropa lewat sains Eropa, agama, peradaban, perdagangan, dan kolonialisme."

Nah, jadi Benua Afrika dikenal sebagai benua hitam karena anggapan yang tumbuh dari penjelajahan dan kedatangan bangsa Eropa ke Afrika ya, detikers. Selamat belajar!




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads