Kisah Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sahabat yang Setia & Jaga Rahasia

ADVERTISEMENT

Inspirasi Sahabat Nabi

Kisah Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sahabat yang Setia & Jaga Rahasia

Rahma I Harbani - detikEdu
Jumat, 23 Apr 2021 16:00 WIB
Kisah Teladan Sahabat Nabi
Foto: Ilustrasi: Luthfy Syahban/Kisah Sahabat Nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sahabat yang Setia & Jaga Rahasia
Jakarta -

Abu Bakar Ash-Shiddiq bernama lengkap Abdullah bin Utsman (Abu Qahafah) bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'd bin Tamim bin Murrah bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-Tamimi al-Quraisyi dan lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar dikenal dengan nama Abdul Ka'bah, kemudian diganti dengan Abdullah setelah masuk Islam.

Dilansir dari buku yang ditulis oleh Salih Suruc, dalam catatan sejarah, ada kemungkinan semasa kecilnya, Abu Bakar dan Rasulullah SAW sempat tinggal bersamaan di dataran tinggi Bani Saad selama 1 hingga 2 tahun. Hal inilah yang melahirkan persahabatan dan kedekatan di antara keduanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berlangsung selama 2 tahun 3 bulan, seperti yang dikutip dari Buku Kisah Hidup Abu Bakar al-Shiddiq. Ia adalah seorang khalifah pertama dan menjadi satu-satunya yang disebut sahabat Rasulullah oleh Allah SWT.

Julukan "Sang Sahabat" termaktub dalam firman Allah QS. At-Taubah ayat 40:

ADVERTISEMENT

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: Jika kau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang ia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."

Ahli tafsir sepakat bahwa kata 'sahabat' tersebut ditujukan pada Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menemani Rasulullah SAW di gua dalam perjalanan hijrah ke kota Madinah.

Selain ucapan dan tingkah lakunya yang menggambarkan kejujuran, semasa hidup, Abu Bakar pun selalu mengakui dan membenarkan Rasul saat diangkat menjadi nabi. Oleh karena itu, ia menyandang gelar yang hingga saat ini selalu mengikuti namanya, Ash-Shiddiq yang berarti jujur dan membenarkan.

Dikisahkan pada suatu hari di Mekkah, Abu Bakar dipukuli dan dikeroyok oleh kaum musyrik hingga membuatnya berlumuran darah dan terkapar tak berdaya. Ia pun dipindahkan ke rumahnya oleh salah seorang Banu Tamim.

Sore harinya, Abu Bakar sadar dari pingsannya. Namun, hal pertama yang ia tanyakan pada orang-orang sekitarnya adalah:

"Apa yang sedang dilakukan Rasulullah SAW?"

Tidak ada yang menjawab hingga seseorang menemui ibunya, Ummu al-Khair. Bahkan ibunya tertegun melihat kondisi putranya. Namun, Abu Bakar kembali menanyakan pertanyaan yang sama pada ibunya.

Hingga bibi Rasulullah, Ummu Jamil menemuinya dan mengabarkan bahwa Rasul dalam keadaan sehat walafiat. Abu Bakar pun kembali bertanya:

"Di manakah Beliau saat ini?"

"Di rumah Ibn Abi al-Arqam," jawab Ummu Jamil.

Klik halaman selanjutnya

Namun, Abu Bakar tetap bersikukuh untuk menemui Rasul dan menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan makan atau minum hingga aku bertemu Rasulullah dan mengetahu keadaannya."

Suatu ketika seperti yang dilansir dalam buku Biografi Abu Bakar ash-Shiddiq oleh Dr. Muhammad Husain Haikal dan Abdul Kadir Mahdamy , Rasulullah bersama para sahabat pergi ke Mekkah. Rasul berseru kepada kaum Quraisy bahwa kehadirannya hanya untuk menunaikan haji bukan berperang.

Penolakan dari kaum Quraisy inilah yang membuat adanya perjanjian Hudaibiyah, perjanjian persahabatan antara utusan Quraisy dan Rasulullah. Namun, isi perjanjian menuai protes dan amarah dari pihak kaum muslimin.

Bahkan Umar bin Khattab pun mengkritik isi perjanjian tersebut.

Sementara Abu Bakar Ash-Shiddiq bersikap lain, ia tetap mendukung dan yakin dengan sikap Rasulullah ini akan mendatangkan hikmah di kemudian hari. Hingga diturunkannya Surat Al-Fath dan barulah kaum muslimin percaya mereka berada di pihak yang menang.

Kisah berikutnya saat Rasulullah sedang sakit keras dan pergi ke masjid untuk menemui kaum muslimin. Rasul pun berkata yang ditujukan pada Abu Bakar:

"Aku tidak mengetahui seseorang yang persahabatannya paling dekat denganku, kecuali dia. Seandainya aku diperkenankan untuk mengambil seorang hamba Allah sebagai sahabat sejati (khalil), pasti aku akan menunjuk Abu Bakar. Persaudaraan dan persahabatan serta keimanan kita kepada Allah SWT akan menyatukan kami di sisi-Nya kelak."

Diceritakan dalam tulisan Ahmad Abdul 'Al Al-Thatawi dalam buku 150 Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq, kesetiaan Abu Bakar Ash-Shiddiq pada Rasulullah ditunjukkan dengan keteguhannya dalam menjaga rahasia Rasullah SAW.

Putri Umar bin Khattab, Hafshah binti Umar menjadi janda karena suaminya meninggal saat Perang Badar. Umar bin Khattab pun menemui Abu Bakar dan berkata:

"Jika engkau mau, aku akan menikahkanmu dengan Hafshah," kata Umar.

Namun, Abu Bakar hanya diam dan tidak menjawab hingga membuat Umar kesal. Hingga beberapa hari kemudian, Rasulullah SAW melamar Hafshah dan Umar pun menikahkan beliau dengan Hafshah.

Kemudian Abu Bakar menemui Umar dan bertanya mungkin Umar merasa kesal dengan sikapnya waktu itu.

"Sesungguhnya aku tidak bermaksud menolakmu, karena aku tahu Rasulullah SAW telah menyebut-nyebut nama Hafshah, tetapi aku tidak mungkin membuka rahasia beliau kepadamu," ujar Abu Bakar pada Umar bin Khattab.

Tidak heran bila Rasulullah SAW sangat menyayangi dan percaya dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nah, detikers, apa kamu bisa menjadi sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq pada temanmu sendiri?


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads