Kunjungan turis ke Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus meningkat di tengah isu penutupan. Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup TN Komodo untuk aktivitas wisata pada 2025.
Data BTNK menunjukkan kunjungan turis ke habitat komodo itu terus meningkat sejak 2010 hingga 2023. Jumlah kunjungan wisatawan tertinggi mencapai 300 ribu lebih pada 2023. Jumlah tersebut melampaui kunjungan tertinggi sebelum pandemi COVID-19 yang mencapai 221 ribu lebih pada 2019.
Tren kunjungan wisatawan ke TN Komodo sempat menurun pada 2020 dan 2021 akibat pandemi COVID-19. Kunjungan wisatawan ke TN Komodo sejak pandemi COVID-19 hingga 2023 didominasi wisatawan nusantara. Sebelum itu, kunjungan turis ke sana didominasi turis asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Top lima negara asal wisatawan 2023 adalah Indonesia, AS, Tiongkok, Jerman, Prancis," kata Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, Kamis (18/7/2024).
Berikut kunjungan wisatawan ke TN Komodo periode 2010 hingga 2023 atau selama 14 tahun terakhir.
- 2010: 44.492 wisatawan
- 2011: 48.010 wisatawan
- 2012: 49.982 wisatawan
- 2013: 63.831 wisatawan
- 2014: 80.626 wisatawan
- 2015: 95.410 wisatawan
- 2016: 107.711 wisatawan
- 2017: 125.609 wisatawan
- 2018: 176.834 wisatawan
- 2019: 221.703 wisatawan
- 2020: 51.618 wisatawan
- 2021: 64.617 wisatawan
- 2022: 182.676 wisatawan
- 2023: 300.488 wisatawan
Sebelumnya, Hendrikus membeberkan empat alasan perlu dilakukan penutupan aktivitas wisata di TN Komodo. Pertama, TN Komodo perlu pemulihan dari aktivitas wisata yang intens selama ini.
"Memberikan kesempatan kawasan dan sumber daya alam TNK untuk bisa 'beristirahat dan atau memulihkan diri' dari tekanan akibat aktivitas wisata yang akhir-akhir ini sangat intens dan cenderung meningkat," terang Hendrikus.
Alasan kedua, mendorong spot-spot wisata di daratan Pulau Flores sebagai destinasi utama selain Taman Nasional Komodo. Selama ini, jelas Hendrikus, kunjungan wisatawan hanya terpusat di kawasan TN Komodo.
"Menjadikan daya tarik wisata di 'mainland' Pulau Flores juga sebagai tujuan wisata pilihan utama selain TNK," kata Hendrikus.
Ketiga, mendorong peningkatan peluang ekonomi bagi masyarakat yang berada sekitar daya tarik wisata di Pulau Flores dan sekitarnya. Terakhir, mendorong efektivitas pengelolaan melalui penataan kembali sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, relasi dengan para pihak, terutama masyarakat dalam kawasan sebagai bagian dari revitalisasi instrumen pengelolaan Taman Nasional Komodo.
"Tentu semuanya harus melalui kajian secara ilmiah dan mendengar masukan dari semua pihak yang terkait," tandas Hendrikus.
(hsa/iws)