Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengatakan rencana penutupan sementara kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai suatu hal yang lazim dilakukan pada taman nasional. Hal ini merespons rencana Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menutup kawasan TNK dari aktivitas wisata mulai 2025.
"Penutupan sementara umumnya biasa dilakukan di beberapa kawasan TN (Taman Nasional)," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh, Rabu (17/7/2024).
Frans mengatakan kawasan konservasi seperti TNK perlu tetap menjaga dan merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah. Proses pemulihan dan regenerasi tetap diperlukan agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penutupan sementara kawasan TNK sebagai bagian dari teknik manajemen pengunjung. Pengaturan agenda atau jadwal itinerary juga dapat dialihkan ke destinasi lain, sambil menunggu jadwal pembukaan," jelas Frans.
Ia meminta pelaku wisata di Labuan Bajo untuk mengantisipasi rencana penutupan sementara kawasan TNK tersebut. Menurut Frans, pelaku wisata perlu menginformasikan dengan baik kepada calon wisatawan tentang rencana penutupan sementara kawasan TNK.
"Untuk itu para operator dan tour guide perlu mengomunikasikan secara tepat kepada calon pengunjung atau wisatawan. Antisipasi terkait jadwal kunjungan agar tidak mendadak. Saat ini adalah penutupan sementara bisa satu hari seminggu, atau satu hari dua minggu tergantung kebijakan dan pertimbangan konservasi oleh pengelola TN," jelas Frans.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Manggarai Barat Inocentius Peni mengatakan penutupan kawasan TNK berpotensi melumpuhkan industri pariwisata Labuan Bajo. Menurut dia, TNK dengan biawak komodo di dalamnya menjadi ikon pariwisata Labuan Bajo dan menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata superprioritas tersebut. Penutupan TNK berpotensi menurunkan tingkat kunjungan wisatawan dan berdampak pada industri pariwisata Labuan Bajo.
"Sangat banyak pengusaha kecil sampai besar telah berinvestasi di industri pariwisata yang berpotensi merugi kalau jumlah wisatawan ke Labuan Bajo menurun drastis akibat penutupan TNK. Akan banyak hotel yang okupansinya rendah, perjalanan wisata sepi, travel agent akan tutup, industri kerajinan akan mati, pengusaha kuliner, dll pasti bangkrut," kata Ino, sapaan Inocentius Peni.
Penutupan TNK juga berpotensi memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri pariwisata Labuan Bajo. Kondisi ini akan menambah jumlah pengangguran di Manggarai Barat. Upaya mengurangi penduduk miskin makin sulit diwujudkan.
Untuk diketahui, BTNK berencana menutup kawasan TNK dari aktivitas wisata. Belum diketahui aktivitas wisata di TNK bakal ditutup total atau pada hari tertentu saja.
BTNK sedang mengkaji rencana penutupan aktivitas wisata sana. Penutupan kunjungan wisatawan ke salah satu destinasi favorit di Indonesia itu ditargetkan terealisasi pada pertengah tahun depan.
(nor/nor)