Desa Aan di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, dinobatkan menjadi salah satu desa wisata. Desa Aan memiliki sejumlah objek wisata, mulai dari wisata kuliner, tracking, alam, hingga tempat spiritual.
Khusus wisata spiritual, terdapat tempat penglukatan atau pembersihan diri dengan air pancuran di Desa Wisata Aan. Wisata spiritual ini mirip seperti di Tirta Empul, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
detikers bisa merasakan sensasi segarnya air pancuran di Desa Wisata Aan yang disucikan warga setempat. Lokasinya berada di jaba (depan) Pura Pesiraman Desa Aan. Tempat ini sudah dibentuk kolam dan pancurannya juga sudah diperbaiki untuk mempermudah warga untuk melakukan pembersihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat banyak pancuran dengan air sangat jernih yang keluar langsung dari tanah di area Pura Pesiraman Desa Aan. Masing-masing pancuran sudah disucikan dan memiliki makna sebagai simbol dari aksara suci, seperti 'Sang', 'Bang', 'Tang', dan 'Ing',
Sang sebagai tirta sanjiwani untuk pelukatan, Bang tirta kamandalu untuk peleburan, Tang tirta kundalini untuk pemunah, Ang tirta mahatirta untuk kesidian (kekuatan), dan Ing tirta pawitra untuk ngelebur sahananing mala (membersihkan semua hal buruk). Langkah terakhir saat berwisata spiritual di lokasi ini adalah sembahyang di Pura Pesiraman Desa Aan.
Selain pancuran untuk pelukatan, terdapat juga tiga pancoran air suci yang keluar dari patung Naga Basuki, Ananta Boga, dan Taksaka. Air suci ini khusus untuk penyucian pralingga (benda-benda suci) dan juga untuk tirta upakara (ritual suci).
![]() |
Kepala Desa (Kades) Desa Aan I Wayan Wira Adnyana mengatakan masyarakat ramai melakukan ritual penglukatan di Pura Pesiraman terutama saat hari suci Hindu, seperti purnama, tilem, dan hari suci lainnya.
"Cukup membawa satu banten pejati atau canang juga boleh, nanti ada jero mangku yang memandu, biasanya didahului dengan minta izin pada tempat suci sebelum melakukan pembersihan," kata Adnyana, Minggu (18/2/2024).
Menurutnya, banyak yang membuktikan jika melukat di sana bisa sembuh dari penyakit kulit, menjernihkan pikiran, hingga menyembuhkan orang sakit.
Adnyana mengisahkan Pura Pesiraman di Desa Aan dibangun sekitar 1.600. Pura dibangun saat perjalanan I Gede Pasek pindah dari Kerajaan Gelgel mencari beringin kembar sebagai tempat permukiman bersama adik-adiknya.
I Gede Pasek dari Kerajaan Gelgel melakukan perjalanan melalui Bukit Buluh, Desa Akah, Desa Manduang, Desa Selisihan, kemudian menuruni dan menyeberangi Sungai Jinah. Ia kemudian menemukan mata air yang jernih.
"Di sinilah beliau menyucikan diri dengan melukat yang kemudian diberi nama Pesiraman," cerita Adnyana mengulas babad dari desa setempat.
Tempat ini awalnya tidak terawat, hanya diambil airnya untuk sarana upacara. Lokasi ini kemudian ramai dikunjungi setelah dibersihkan dan ditata ulang. Pemerintah desa setempat mempercantik lokasi itu pada 2023 dengan pembiayaan dari dana desa hingga menjadi satu bagian dari Desa Wisata Aan.
detikers yang ingin berwisata ke Desa Wisata Aan juga dapat menikmati aneka kuliner dan keindahan alam. Alam di Desa Wisata Aan masih alami serta air jernih yang dapat menyejukkan jiwa raga.
(hsa/gsp)