Jatiluwih Cultural Week Kembali Digelar Setelah Vakum 2 Tahun

Jatiluwih Cultural Week Kembali Digelar Setelah Vakum 2 Tahun

Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 06 Okt 2022 21:31 WIB
Desa Jatiluwih Tabanan Bali
Desa Jatiluwih Tabanan Bali (Foto: (Desa Jatiluwih))
Tabanan -

Jatiluwih Cultural Week akan kembali digelar setelah vakum selama dua tahun. Agenda wisata ini akan berlangsung di kawasan objek wisata Jatiluwih, Tabanan, pada 15-16 Oktober 2022.

"Festival ini sebenarnya untuk membangkitkan spirit wisata di Jatiluwih," jelas Manajer DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, Kamis (6/10/2022).

Ia menjelaskan, Jatiluwih Cultural Week sejatinya menjadi agenda rutin tahunan. Hanya saja, festival ini tidak bisa jalan atau vakum dalam dua tahun terakhir akibat pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini akan digelar secara kolaboratif antara manajemen DTW Jatiluwih dengan Politeknik Pariwisata Bali. Lewat kolaborasi ini, kawasan Jatiluwih diharapkan bisa dikembangkan sebagai tempat wisata event.

"Kami bersyukur sangat dibantu sama adik-adik mahasiswa dari Politeknik Pariwisata Bali di tengah keterbatasan kondisi saat ini," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Jatiluwih Cultural Week kali ini mengangkat tagline Rise of The World Haritage. Budaya dan kearifan lokal menjadi konsep utama dari kegiatan ini.

"Eventnya lebih ke arah budaya sesuai kearifan lokal. Kemudian ekonominya dengan melibatkan UMKM. Kami juga membuat kegiatan lintas alam dengan tujuan untuk lebih mengenalkan panorama alam ke masyarakat luas," sambungnya.

Dalam dua hari pelaksanaannya, kegiatan ini akan diisi dengan berbagai acara dari pagi sekitar pukul 07.30 Wita hingga malam sekitar pukul 21.00 Wita.

Jatiluwih Cultural Week juga akan dimeriahkan dengan festival musik. Sederet musisi yang akan menghibur pengunjung antara lain Robi Navicula, Balawan, Soul & Kith, dan Bagus Wirata.

Ada juga kompetisi lari pada jalur terbuka atau melintasi areal persawahan terasiring Jatiluwih, melukis atau art painting serta pameran lukisan oleh komunitas seni salah satunya Alas Kaki. Selanjutnya kompetisi barista, pasar akhir pekan atau weekend market yang melibatkan UMKM di desa setempat, dan reels competition.




(iws/nor)

Hide Ads