Dulu Tak Ada Bar, Bule-bule di Canggu Hanya Berjemur dan Surfing

Dulu Tak Ada Bar, Bule-bule di Canggu Hanya Berjemur dan Surfing

Triwidiyanti - detikBali
Minggu, 18 Sep 2022 15:03 WIB
Suasana malam di Canggu, Kuta Utara,  Badung.
Foto: Suasana malam di kawasan wisata Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. (Triwidiyanti)
Badung -

Pengamat Pariwisata Dr. Drs. I Putu Anom M.Par menceritakan fenomena bagaimana munculnya bar, diskotek, dan kelab malam di kawasan-kawasan pariwisata, termasuk di Canggu. Awalnya, turis asing di sana hanya sekadar menikmati pantai. Belum ada bar dan sejenisnya.

Dahulu, tutur Anom, daerah Kecamatan Kuta Utara termasuk Desa Canggu sekitar tahun 1980-an belum banyak dikunjungi wisatawan.

"Tentunya dahulu fasilitas pariwisata seperti akomodasi dari berbagai jenis jumlahnya masih terbatas," katanya kepada detikBali dihubungi Sabtu (17/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu itu, lanjut Putu Anom baru ada pembangunan beberapa vila yang relatif kecil. Demikian pula fasilitas rumah makan maupun restoran pun jumlahnya masih terbatas.

"Toko cenderamata pun masih terbatas karena waktu itu baru ada beberapa wisatawan yang melakukan aktivitas di pantai untuk berjemur dan di laut untuk berenang dan surfing," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), lanjut Anom sehingga saat itu diperlukan perluasan tempat rekreasi di pantai dan laut.

"Maka mulailah wisatawan melirik tempat-tempat wisata pantai," ucapnya.

Mulailah berkembang daya tarik wisata pantai ke arah selatan seperti di kawasan Pantai Bukit Pecatu, Kuta Selatan maupun ke arah utara yakni Desa Canggu, Kuta Utara sampai ke barat.

"Dengan demikian mulailah berkembang pesat pembangunan fasilitas pariwisata terutama akomodasi hotel dari berbagai jenis, rumah makan, bar, dan restoran yang semakin menjamur," bebernya.

Selain itu, fasilitas pariwisata seperti penyewaan papan surfing serta peralatan wisata yang lain untuk dimanfaatkan wisatawan beraktivitas di pantai maupun laut.

Kemudian berkembang toko cenderamata, penyewaan alat transportasi laut seperti perahu atau jukung tradisional dan transportasi darat seperti taksi, rent car, penyewaan motor, sepeda serta fasilitas pariwisata yang lain.

Perkembangan pesat fasilitas pendukung pariwisata juga berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk pendatang ke wilayah tersebut.

"Tentunya hal ini juga dibarengi dengan berkembang pesatnya permukiman baru termasuk berkembang pesatnya penyewaan rumah kos dan berakibat arus transportasi di jalur wilayah tersebut semakin padat bahkan sering terjadi kemacetan lalu lintas ke arah barat menuju daya tarik wisata Tanah Lot," paparnya.

Hal inilah yang menjadi peta pergeseran lokasi pariwisata. Para pengusaha pun mulai melirik tempat yang nyaman dan baru, termasuk di Canggu.

"Diskotek dan bar yang buka sampai malam itu kan tergantung lokasinya," tandasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads