Majelis Adat Sasak (MAS), Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mendeklarasikan Piagam Rinjani yang menetapkan kawasan Taman Nasional Rinjani sebagai pusat ibadah, wisata, riset, dan kawasan adat suku Sasak di Pulau Lombok.
Pengerakse Agung Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan mengatakan aktivitas di Gunung Rinjani menghadapi krisis lingkungan. Ia menyebut deforestasi, polusi, kehilangan keanekaragaman hayati, hingga dekadensi moral terhadap nilai sakral Rinjani kian terasa. Kondisi itu dinilai membutuhkan tata kelola baru yang lebih tegas dan terpadu.
"Kami mendorong pemerintah untuk mengembalikan gunung Rinjani ke fungsi awal. Sebagai tempat ibadah, tujuan wisata, lokasi penelitian, hingga ruang ritual budaya," kata Sajim di kantor MAS di Mataram, Selasa (9/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sajim menjelaskan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Majelis Adat Sasak sepakat bahwa Gunung Rinjani merupakan anugerah ilahi yang menjadi pusat kosmos, simbol spiritual, dan warisan ekologis yang tak ternilai. Karena itu, kelestarian Rinjani dianggap sebagai tanggung jawab moral seluruh generasi.
Ia mengingatkan status Rinjani sebagai taman nasional, geopark global, dan cagar biosfer yang diakui UNESCO harus dijaga.
"Gunung Rinjani adalah Kemaliq Beleq atau Kemaliq Luhur yang menjadi pusat spiritual dan kultural suku bangsa Sasak. Kami tidak ingin terjadi krisis lingkungan global dan lokal berupa deforestasi, polusi, kehilangan keanekaragaman hayati, serta dekadensi moral terhadap nilai-nilai sakral Gunung Rinjani," tegas Sajim.
Menurut Sajim, diperlukan komitmen lintas sektor dan lintas wilayah untuk menjaga dan melestarikan Gunung Rinjani secara berkelanjutan. Deklarasi Piagam Rinjani akan digelar pada Hari Ulang Tahun Provinsi NTB, 10 Desember 2025, bertepatan dengan Milad Masyarakat Adat Sasak ke-30 di Narmada, Lombok Barat.
"Deklarasi ini juga untuk menegaskan melarang deforestasi, alih fungsi lahan, polusi udara, pencemaran limbah, vandalisme, mengganggu satwa dan flora, mengotori lingkungan dan sumber mata air, membuka jalur pendakian baru serta aktivitas perusakan lingkungan lainnya," kata Sajim.
MAS juga akan menetapkan Gunung Rinjani sebagai Kemaliq Beleq atau Kemaliq Luhur yang dipandang sebagai pusat kosmos serta simbol kultural, spiritual, dan marwah Suku Sasak. "Kami juga akan memperkuat dan mengakomodir institusi lokal berbasis masyarakat adat lingkar Gunung Rinjani melalui kemitraan strategis dengan pendekatan multisektoral," tegasnya.
Dalam rangkaian acara, masyarakat Sasak akan memberikan sesanti "Menggala Bumi Nusa Tenggara Barat" kepada Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Penyematan tersebut menjadi wujud penghormatan bagi kepala daerah yang dinilai adil, bijaksana, dan mampu memimpin masyarakat dengan pendekatan adat dan budaya.
"Tindakan ini juga menjadi bentuk konsolidasi antar lembaga dan antar entitas pemerintahan sebagai penegasan bahwa adat dan pemerintah berjalan seiring," tandas Sajim.
(dpw/dpw)










































