Debit air perusahaan daerah air minum (PDAM) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengecil. Berkurangnya debit air ini karena telah memasuki musim kemarau.
Febri adalah salah satu warga Mataram yang merasakan penurunan debit air PDAM. Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
"Padahal sebelumnya normal, nggak pernah ada masalah. Mulai kecil beberapa hari terakhir ini sih, belum seminggu pokoknya," kata Febri, Senin (25/8/2025).
Senada dengan Febri, salah satu warga Kecamatan Sekarbela, Mataram, Agustina, juga merasakan debit air PDAM di rumahnya mendadak kecil. Padahal, debit air PDAM di perumahannya biasanya normal dan jarang bermasalah.
"Sejak beberapa hari ini, debit air saat pagi kecil banget, pada saat malam pun nggak terlalu besar. Semoga bisa kembali normal, soalnya terganggu banget, apalagi kalau lagi cuci piring, jadi makin lama," ucap Agustina.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata |
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Mataram, Muzaki, mengakui ada laporan debit air mulai berkurang di sejumlah titik. Bahkan, ada yang melaporkan debit air sangat kecil dibandingkan hari-hari biasanya.
Menurut Muzaki, penurunan debit air PDAM terjadi lantaran musim kemarau. Selain Mataram, sejumlah wilayah di NTB juga sudah memberlakukan penanganan musim kemarau.
"Karena di Mataram relatif lahan pertaniannya sedikit, jadi (dampak dari kemarau ini lebih mengarah ke) debit air yang berkurang," terang Muzaki saat diwawancarai di Taman Sangkareang, Mataram.
Simak Video "Video: BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau di RI: Juni-Agustus 2025"
(hsa/hsa)