Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menurun dari 11, 77% pada 2023 menjadi 11,25% pada 2024. Data kemisikan itu didapat dari hasil Survei Sosial Skonomi Nasional (Susenas).
Kepala BPS Flores Timur, Feliksia Penaten Kelo Siola, merinci jumlah penduduk miskin di Flores Timur pada 2022 sebanyak 28,08 ribu jiwa (10,75%). Jumlah tersebut meningkat di tahun 2023 menjadi 30,93 ribu jiwa (11,77%), dan menurun menjadi 29,74 ribu jiwa (11,25%) pada 2024.
Di sisi lain, data tiga tahun terakhir mengenai garis kemiskinan di Flores Timur pada 2024 justru bertambah. Garis kemiskinan adalah batas pengeluaran yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk miskin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Garis kemiskinan itu setara dengan pemenuhan 2.100 kilokalori per hari atau Rp 412.744 per bulan. Itu untuk tahun 2024," ungkap Feliska kepada detikBali, Kamis (31/7/2025).
Feliksia membeberkan garis kemiskinan di Flores Timur pada 2022 sebesar Rp 364.117 per kapita per bulan. Kemudian, garis kemiskinan pada 2023 sebesar Rp 405.486 per kapita per bulan dan tahun 2024 bertambah sebesar Rp 412.744 per kapita per bulan.
Menurut Feliska, ada beragam penyebab kemiskinan di Flores Timur. Termasuk tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran, hingga penghasilan atau pendapatan.
Baca juga: BPS Catat 654 Ribu Warga NTB Masih Miskin |
"Semuanya itu satu lingkaran yang nanti berujung pada tingkat pendapatan," imbuhnya.
Feliska menjelaskan pada Maret 2025 BPS menetapkan garis kemiskinan nasional sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan atau sekitar Rp 20.305 per hari. Penduduk yang memiliki pengeluaran di bawah garis kemiskinan ini dikategorikan sebagai warga miskin.
(iws/iws)