Gubernur Laka Lena Pertanyakan PAD dari Budidaya Mutiara di Flores Timur

Gubernur Laka Lena Pertanyakan PAD dari Budidaya Mutiara di Flores Timur

Yurgo Purab - detikBali
Kamis, 03 Apr 2025 19:57 WIB
Pertemuan Gubernur NTT Melkiades Laka Lena, Anggota DPR RI Ahmad Yohan, Bupati Flores  Timur Anton Doni Dihen, Wakil Bupati Flores Timur Ignasius Boli Uran, dan sejumlah OPD di rumah jabatan Bupati Flores Timur, Kamis (3/4/3035).
Pertemuan Gubernur NTT Melkiades Laka Lena, Anggota DPR RI Ahmad Yohan, Bupati Flores Timur Anton Doni Dihen, Kamis (3/4/2025). (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mempertanyakan keuntungan sejumlah budidaya mutiara yang beroperasi di perairan Kabupaten Flores Timur. Ia menyoroti pendapatan asli daerah (PAD) yang dihasilkan dari sektor tersebut.

"Mutiara ini orang bangun di NTT itu yang dapat untungnya siapa? Ini PAD-nya masuk ke mana? Kita bertugas menjaga. Siapa yang dapat ini pak, kalau Jakarta yang dapat ini, kita bagi-bagi," kata Melki Laka Lena kepada para kepala desa dan kepala sekolah di rumah jabatan Bupati Flores Timur, Kamis (3/4/2025) malam.

Laka Lena menekankan Flores Timur memiliki potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan, terutama dalam produksi ikan, garam, dan rumput laut. Ia mengajak seluruh pihak terkait untuk lebih aktif memastikan hasil dari sektor ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain membahas kelautan dan perikanan, Melki Laka Lena juga menyinggung tentang Koperasi Merah Putih yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, koperasi ini bertujuan untuk melindungi petani dan nelayan dari praktik tengkulak yang merugikan.

"Kenapa Pak Prabowo membuat Koperasi Merah Putih? Karena di desa itu tengkulak makan rakyat punya keringat. Bayangkan rakyat yang setengah mati bekerja, harga jualnya untung tipis, masih juga dikerjain tengkulak. Pak Prabowo ingin agar uang lebih banyak berputar di desa dan langsung menjaga petani. Jadi harga yang menyejahterakan petani. Saya minta agar kepala desa menjaga pintu masuk agar pedagang tidak leluasa menentukan harga seenaknya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Anggota DPR RI Ahmad Yohan meminta para kepala desa untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan potensi desa. Menurutnya, inovasi dan kreativitas adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kalau kita menggerakkan potensi, kita memiliki nilai lebih. Kepala desa yang tidak memiliki kreativitas dan inovasi, maka perubahan itu tidak mungkin terjadi. Kita harus menghitung berapa lahan produktif yang kita miliki dan bagaimana menggerakkannya. Apa potensi unggulan di laut dan darat," ujarnya.

Yohan berharap kepala desa dapat menjadi penggerak utama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada agar memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads