Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal mengecek kesiapan arus mudik Idulfitri atau Lebaran 2025 di Pelabuhan Bima, pada Jumat (21/3/2025) malam. Selain meninjau posko mudik dan fasilitas kapal, Iqbal juga menyoroti tingginya sedimentasi di Pelabuhan Bima.
Tiba di pelabuhan Bima sekitar pukul 22.00 Wita, Iqbal didampingi Wali Kota Bima A. Rahman, dan Kepala Pelni Cabang Bima Agus Zuldi Hermawan, langsung meninjau posko pelayanan arus mudik dan balik Lebaran 2025.
Tak cuma itu, Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal ini memeriksa fasilitas salah satu kapal Pelni, KM Willis yang bersandar di dermaga Pelabuhan Bima. Di dalam kapal, Iqbal juga menyapa para nakhoda dan kru kapal serta sejumlah penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seusai melakukan peninjauan, Iqbal menilai Pelabuhan Bima sudah siap melayani arus mudik dan balik Lebaran 2025. Menurut dia, fasilitas kapal laut Pelni yang mengangkut para pemudik juga sudah terlihat membaik.
"Alhamdulillah, semua persiapan dan kesiapan arus mudik dan balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Bima sejauh ini sudah berjalan dengan baik," ungkapnya.
Menurut Iqbal, Pelabuhan Bima adalah salah satu pelabuhan dengan trafik paling tinggi di NTB saat arus mudik dan balik Lebaran 2025. Sebab, pelabuhan ini terkoneksi dengan banyak wilayah.
"Karena dari sini (Pelabuhan Bima) terkoneksi dengan Labuhan Bajo, lalu Makassar serta daerah-daerah Indonesia timur lainnya," ungkapnya.
Dia mengkhawatirkan arus mudik dan balik Lebaran di Pelabuhan Bima ke depannya bisa mengalami gangguan. Musababnya, sedimentasi di Pelabuhan Bima sangat tinggi.
"Untuk itu ke depannya, kami akan memperjuangkan bersama-sama untuk mengatasi hal ini (sedimentasi tinggi di Pelabuhan Bima)," katanya.
Iqbal mengatakan salah satu opsinya ke depan adalah menggeser atau memindahkan pelabuhan ke tempat dengan kedalaman lebih memadai dan representatif.
"Karena sedimentasi ini, bisa menggangu arus pelayaran laut di Pelabuhan. Jadi harus dicarikan solusi," imbuhnya.
Cek Harga dan Stok Bahan Pokok Jelang Lebaran
Iqbal mengungkapkan agenda kunjungan kerjanya di Bima selain melaksanakan safari Ramadan, juga meninjau pasar. Tujuannya untuk memastikan harga bahan pokok (bapok) stabil dan persediaannya aman jelang Lebaran 2025.
"Di Bima kami juga cek persediaan dan harga bapok di pasar jelang Lebaran," katanya.
"Alhamdulillah, beberapa bapok yang harganya naik dua minggu saat Ramadan di Pulau Lombok, saat ini sudah berangsur turun. Kalau di Bima, kami belum tahu kondisinya, besok kami cek," sambung Iqbal.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini optimistis persediaan bapok pada semua kabupaten/kota di NTB hampir sama, yakni aman terkendali. Iqbal juga meyakini harga semua bapok relatif masih stabil hingga pengujung Lebaran nanti.
"Lagi pula 10 pemerintah kabupaten/kota di NTB juga sudah siap melakukan antisipasi lonjakan harga. Termasuk melakukan intervensi pasar," tandasnya.
(hsa/gsp)