Tiket Pesawat Mahal, Warga Bima Pilih Mudik Lebaran 2025 Pakai Kapal Laut

BRI Teman Mudik

Tiket Pesawat Mahal, Warga Bima Pilih Mudik Lebaran 2025 Pakai Kapal Laut

Rafiin - detikBali
Senin, 24 Mar 2025 12:42 WIB
Suasana arus mudik di pelabuhan Bima, NTB, Minggu, (23/3/2025) malam. (Dok. Rafiin/detikBali)
Foto: Suasana arus mudik di pelabuhan Bima, NTB, Minggu, (23/3/2025) malam. (Dok. Rafiin/detikBali)
Bima -

Sejumlah warga Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memilih mudik Lebaran 2025 menggunakan kapal laut ketimbang pesawat. Musababnya harga tiket kapal laut jauh lebih murah ketimbang pesawat yang mahal.

Salah satunya adalah Abdul Salam (35). Ia mudik dari Makassar ke Bima dengan kapal Pelni karena harga tiketnya jauh lebih murah.

"Mudik pakai kapal laut Pelni sangat terjangkau karena harga tiketnya murah ketimbang pesawat terbang," katanya ditemui detikBali saat tiba di Pelabuhan Bima, pada Minggu, (23/3/2025) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Kelurahan Manggemaci, Kota Bima, menyebut harga tiket kapal laut dari Makassar menuju Bima sebesar Rp 250.000 per orang. Sementara harga tiket pesawat dengan rute yang sama di aplikasi online mencapai Rp 2 juta per orang.

"Dengan naik kapal laut saya bisa menghemat sekitar Rp 1,5 juta," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pria yang merantau ke Sampit, Kalimantan Tengah, ini mengakui waktu perjalanan mudik menggunakan kapal laut bisa berhari-hari dibandingkan dengan pesawat. Namun, pelayanan di kapal laut cukup memuaskan dan fasilitasnya juga telah memadai.

"Di kapal laut, kami disediakan makanan selama perjalanan. Bebas tidur dan free wifi. Beda dengan naik pesawat, harga tiketnya sudah mahal kami tidak bisa leluasa bergerak," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan, Dedi, warga Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pria berusia 40 tahun ini memilih mudik ke Bima bersama istri dan satu anaknya menggunakan kapal laut karena harga tiketnya sangat murah.

"Meski waktu perjalanan yang ditempuh cukup lama, tapi naik kapal laut jauh lebih baik ketimbang naik pesawat terbang yang harga tiketnya selangit," katanya.

Dedi menuturkan dulunya kerap mudik menggunakan pesawat saat harganya masih murah. Namun, ia kini lebih memilih kapal laut untuk menghemat budget.

"Dulu sering naik pesawat terbang, kadang transit di Bandara Lombok, hingga Bali. Tapi sekarang sudah nyaman naik kapal laut," imbuhnya.

Kepala Pelni (Persero) Cabang Bima, Agus Zuldi Hermawan, mengatakan animo masyarakat mudik Lebaran 2025 menggunakan kapal Pelni cukup tinggi. Tercatat pada Minggu malam, ada sebanyak 1.200 penumpang dari Makassar yang turun di Pelabuhan Bima.

"Malam ini ada sekitar 1.200 penumpang yang datang dari arah Makassar," katanya.

Selama periode Ramadan 2025, Pelni Cabang Bima mencatat sudah sebanyak 4.874 orang yang melewati Pelabuhan Bima. Mereka datang dari berbagai pelabuhan, seperti Labuan Bajo, NTT; Bontang Kalimantan Timur; Sumba, NTT; hingga Makassar.

"Dalam beberapa hari ke depan jumlah ini akan bertambah, akan terjadi lonjakan penumpang. Karena puncak arus mudik di Pelabuhan Bima terjadi pada 29 Maret 2025," pungkasnya.




(nor/nor)

Hide Ads