Jelang Lebaran, Warga Berburu Pakaian Bekas di Pasar Karang Sukun Mataram

Jelang Lebaran, Warga Berburu Pakaian Bekas di Pasar Karang Sukun Mataram

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Jumat, 21 Mar 2025 17:45 WIB
Warga berburu pakaian bekas jelang Idul Fitri di Pasar Karang Sukun, Mataram, NTB, Jumat (21/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Warga berburu pakaian bekas jelang Idul Fitri di Pasar Karang Sukun, Mataram, NTB, Jumat (21/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Warga berbondong-bondong memadati pasar-pasar tradisional untuk berburu pakaian bekas impor menjelang Idul Fitri 2025. Kepadatan warga salah satunya terlihat di Pasar Sukun, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dikenal sebagai surganya pakaian bekas.

"Saya baru saja selesai belanja, baru dapat celana jeans merek Levis, kondisinya masih baguslah, kira-kira 90 persen. Modal Rp 100 ribu sudah dapat celana jeans merek Levis, gimana nggak senang," kata Ahmad, warga Mataram, saat diwawancarai detikBali, Jumat (21/3/2025).

Ahmad datang sendirian ke Pasar Sukun. Ia berburu celana jeans bekas merek ternama itu sejak pukul 09.00 Wita hingga 11.00 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lumayan lama banget, dari pagi muter-muter dari satu pedagang ke pedagang, kalau mau dapat barang bagus, memang harus cek setiap lapak. Kalau beruntung dapat jackpot, alhamdulillah dapat jeans yang saya inginkan, kalau beli di mal, harganya di kisaran Rp 1 jutaan. Untung banget nemu di Pasar Karang Sukun ini," ujarnya.

Senada dengan Ahmad, Nihal, warga Kediri, Lombok Barat juga sengaja datang ke pasar di Jalan Amir Hamzah, Mataram Timur, Kota Mataram, itu untuk mencari beberapa pakaian. Nihal mencari beberapa jenis pakaian, seperti dress, blus hingga celana jeans.

ADVERTISEMENT

"Ke sini niatnya buat cari blus dan dapat di harga Rp 35 ribu setelah satu jam berkeliling," ungkapnya.

Tidak hanya satu dua kali Nihal berbelanja di surganya pakaian bekas impor tersebut. Nihal mengaku kerap berbelanja pakaian bekas impor di Pasar Karang Sukun.

"Saya sering banget belanja di sini, soalnya modelnya beragam. Dan yang paling penting murah," jelas Nihal.

Saking seringnya berbelanja di Pasar Karang Sukun, Nihal kerap mendapatkan berbagai pakaian dengan merek ternama, seperti Prada hingga Gucci.

"Kalau lagi beruntung, dapat Prada. Kalau merek dalam negeri bisa dapat di harga Rp 30 ribuan, tetapi kalau sudah dapat merek terkenal, biasanya pedagangnya jual di harga Rp 80 ribu. Itu pun kita harus pintar-pintar lagi ngecek, apa ada cacatnya atau nggak," tutur Nihal.

Tidak hanya warga Mataram dan Lombok Barat saja yang berburu pakaian Lebaran di Pasar Karang Sukun, Rika, warga Praya, Lombok Tengah, juga tengah berkeliling mencari atasan untuk ia gunakan saat hari raya.

"Kalau ke sini, saya nggak mematok harus dapat pakaian dari brand A atau B, pokoknya cari saja pelan-pelan. Kalau dicari pelan-pelan, nanti dapat, asal sabar. Kemarin saya dapat pakaian dari merek Giorgio Armani sampai Balenciaga," terang Rika.

Menurut Rika, tidak cukup hanya satu jam untuk berburu pakaian bekas impor di Pasar Karang Sukun, melainkan bisa dua hingga tiga jam. Pasalnya, jumlah pedagang di pasar tersebut cukuplah banyak.

"Ada tips dari saya, kalau dapat pakain bagus di sini, jangan lupa sebelum di cuci, rendam dahulu pakai air hangat, habis itu bisa deh di laundry. Dijamin, pakaiannya jadi harum," ujar Rika.

Mariana, salah satu pedagang di Pasar Karang Sukun, menuturkan ada beberapa jenis pakaian yang paling diburu warga saat berbelanja di surganya pakaian bekas impor tersebut, yakni, celana jeans merek Levis, celana katun, dan kemeja berwarna.

"Yang lagi banyak diburu itu ada celana katun, kemeja berwarna, dan celana jeans. Kalau lagi ramai saya bisa dapat Rp 2,5 juta per hari, tetapi kalau lagi sepi bisa Rp 400 ribu," tuturnya.

Selama Ramadan, Mariana mengaku bisa menghabiskan dua ball bahkan lebih. Untuk satu ball, ia bisa mendapatkan sekitar 400 biji pakaian, khusus kemeja.

"Sekarang satu ball itu lagi mahal, satu ball bisa Rp 10 jutaan. Kalau lagi ramai, satu ball bisa habis satu minggu, tetapi kalau lagi sepi bisa habis satu bulan," ujar Mariana.




(hsa/hsa)

Hide Ads