Harga Cabai di Mataram Naik Gila-gilaan Tembus Rp 210 Ribu per Kg

Harga Cabai di Mataram Naik Gila-gilaan Tembus Rp 210 Ribu per Kg

Ahmad Viqi, Nathea Citra - detikBali
Selasa, 04 Mar 2025 08:09 WIB
Harga cabai di pasar tradisional di Mataram menembus Rp 210 ribu per kilogram.
Foto: Harga cabai di pasar tradisional di Mataram menembus Rp 210 ribu per kilogram. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Harga cabai melonjak tajam di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari yang sebelumnya Rp 60 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 210 ribu per kilogram di awal Ramadan ini. Kenaikan harga cabai ini diduga akibat cuaca buruk.

"Harga cabai terutama cabai rawit lokal yang naik, harganya sudah sampai Rp 210 ribu per kilogram (Senin). Tapi kalau cabai rawit Jawa Rp 160 ribuan," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto saat dikonfirmasi detikBali, Senin (3/3/2025).

Uun menuturkan tingginya harga cabai di pasaran membuat para pedagang cabai enggan mengambil stok cabai dalam jumlah besar. Pasalnya, daya beli masyarakat menurun pasca naiknya harga kelompok cabai-cabaian sejak beberapa hari terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjual di pasar nggak berani nyetok cabai banyak-banyak, karena harga cabai tinggi dan stoknya (di petani) juga berkurang," jelas Uun.

Menurut Uun, naiknya harga cabai sejak beberapa hari belakangan terjadi karena stok cabai yang terus menipis hingga adanya gagal panen di kalangan petani akibat musim hujan sebelumnya.

"Produksi cabai tidak ada di Mataram, adanya di Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Untuk sementara ini (untuk mengatasi tingginya harga cabai), ada kolaborasi operasi pasar keliling, sejak 3 Maret sampai 26 Maret nanti. Ini kolaborasi dengan Bulog dan Bank Indonesia," tandas Uun.

Harga Naik Setiap Hari

Sementara itu, Rahmah, pedagang cabai di Pasar Pagesangan mengungkapkan harga cabai naik setiap hari.

"Setiap hari naik harga cabai ini, Sabtu kemarin harganya Ro 120 ribu per kilogram, tapi hari ini sudah Rp 200 ribu lebih per kilogram," katanya kepada detikBali.

Senada dengan Rahmah, Rahmayani, pedagang cabai di Pasar Induk Mandalika mengatakan harga cabai naik sejak sebelum Ramadan. Puncaknya di hari ketiga Ramadan yang menembus Rp 200 ribu lebih per kilogram.

"Harga cabai sudah naik sejak beberapa hari sebelum bulan puasa, sekarang sudah tembus Rp 200 ribuan. Banyak pembeli yang mengeluh, mok mahal sekali, dan nggak jadi beli cabai," jelasnya.

DPRD Minta Gubernur Turun ke Pasar

Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB Megawati Lestari mengkritik Dinas Perdagangan NTB yang disinyalir tidak memiliki ketegasan dalam mencari alternatif dalam menekan harga bahan pokok di pasar saat Ramadan.

"Harga cabai ini buat kami langsung istighfar. Dinas Perdagangan ini nggak ada ketegasan. Bahkan stok beras saja nngak punya. Alasannya macam-macam," kritik Megawati, Senin malam.

Mega, sapaannya, mengatakan tingginya harga cabai ini membuat kerja-kerja Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal terganggu. Untuk itu Gubernur NTB harus segera memberikan atensi tingginya hargai cabai di tengah masyarakat.

"Kalau OPD-nya begini (abai), sama saja merusak kerja gubernur. Gubernur harus atensi khusus, harga bapok ini di bulan Ramadan. Kalau berhasil menekan atau menurunkan inflasi berarti berhasil ini pemerintahan," tegas politikus Golkar ini.

Tingginya harga cabai di pasar dinilai bisa menggangu stabilitas perekonomian di tengah masyarakat. Untuk itu, Mega menekankan pemerintah harus mengeluarkan kebijakan khusus untuk menekan harga di tengah masyarakat.

"Kami minta gubernur dan jajaran turun bersama ke pasar. Ini kan anggaran ada, kenapa tidak stok saja misalkan per tahun Rp 200 juta untuk kebutuhan," katanya.

Mega juga meminta pemerintah segera melakukan giat pasar murah sebelum harga cabai terus melonjak. Tidak hanya cabai, beberapa kebutuhan pokok pun mulai melambung tinggi.

"Jangankan cabai, gula, telur juga melambung tinggi. Dinas Perdagangan ini harus segera mengambil tindakan karena ini rawan terjadi lonjakan," ujarnya.

Harga Beras Naik

Selain harga cabai, Mega juga mengkritik harga beras yang cukup tinggi di tengah masyarakat. Menurut Mega, pada 1 Maret 2025, harga beras masih Rp 12.500. Kemudian, tiba-tiba naik Rp 15.000 pada 3 Maret 2025.

"Harusnya mereka punya stok. Nggak boleh lelet begini. Ujung-ujungnya nyalahin aturan dan kebijakan pusat. Harusnya sudah menyiapkan dengan matang segala kondisi dan cuaca yang tidak menentu," tegasnya.

Sementara, harga telur menembus Rp 55.000 per tray untuk ukuran besar. Sedangkan telur kecil Rp 52.000 per tray. "Ini bagaimana mau asta cita tercapai, rakyat menangis," tegasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti mengatakan telah memantau harga bahan pokok di pasar tradisional di Kota Mataram. Antara lain, Pasar Kebon Roek Ampenan Mataram, Pasar Pagesangan Mataram, dan Pasar Mandalika, Mataram.

Pemantauan ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui lebih dini pergerakan harga-harga kebutuhan pokok terlebih sudah memasuki hari ke 3 puasa.

"Daging ayam semula Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 kilogram, telur ayam semula Rp 55.000 per tray menjadi Rp 58.000 per tray, gula semula Rp 16.500 per kilo menjadi Rp 18.000 per kg," ujar Nelly.

Nelly mengatakan para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli. Turunnya daya beli akibat kenaikan harga yang cukup signifikan. Variasi harga yang terjadi juga dipengaruhi oleh kualitas barang yang dipasarkan.

"Terhadap kondisi ini, kami tentu akan menganalisis lebih jauh penyebab dari kenaikan harga di pasaran dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan solusi yang terbaik termasuk dengan para distributor," tandas Nelly.




(hsa/gsp)

Hide Ads