Perum Bulog Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan stok beras untuk kebutuhan masyarakat saat Ramadan dan Idul Fitri dalam kondisi aman. Saat ini, stok beras yang tersedia di gudang penampungan mencapai 21.000 ton.
"Kebutuhan beras untuk masyarakat saat ini aman karena stok yang tersedia ada 21.000 ton," ujar Wakil Pimpinan Wilayah Bulog NTT Sugeng Hardono di Gudang Bulog NTT, Kecamatan Alak, Kota Kupang, seusai sidak pasar bersama Satgas Pangan Polda NTT, Sabtu (1/3/2025).
Sugeng menjelaskan, Bulog akan menambah stok beras sebanyak 10.000 ton secara bertahap untuk menopang kehandalan pasokan. Penambahan stok ini berasal dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Perum Bulog Kanwil NTT juga mengoptimalkan penyerapan beras dari petani lokal untuk memastikan ketersediaan bagi masyarakat.
"Kalau dalam even untuk Hari Raya Ramadan dan Idul Fitri, masih tetap aman karena ini masuk dalam stok cadangan beras pemerintah," jelas Sugeng.
Sugeng mengungkapkan, stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sempat dihentikan sejak Jumat (7/2/2025) berdasarkan instruksi dari pusat distribusi Bulog di Jakarta. Namun, dalam pekan ini distribusi kembali dibuka sehingga pasokan di pasaran tetap terjaga.
"Tapi dalam pekan ini baru dibuka lagi sehingga kami pastikan untuk distribusi dan stok di pasaran terjamin masih aman juga," terang Sugeng.
Untuk mengendalikan harga dan memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat, Perum Bulog Kanwil NTT menargetkan operasi pasar di 102 titik hingga 9 Maret 2025.
"Saat ini operasi pasarnya baru dua titik, tetapi targetnya hingga 9 Maret 2025 itu harus 102 titik," beber Sugeng.
Kenaikan dan Penurunan Harga Komoditas Pangan
Kabid Pengembangan Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) NTT, Vivi Manafe, mengatakan harga telur mengalami kenaikan dari Rp 58.000 menjadi Rp 60.000 per papan. Namun, menurutnya, harga tersebut masih dalam batas wajar.
"Karena sebelumnya itu per papan tembus Rp 70.000, kemudian turun menjadi Rp 58.000 dan baru naik jadi Rp 60.000. Kalau harga Rp 60.000 ini masih layak," kata Vivi.
Sementara itu, harga cabai rawit mengalami penurunan signifikan. Saat ini, cabai rawit dijual seharga Rp 40.000 per kilogram, turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kilogram. Untuk cabai keriting, harga saat ini Rp 60.000 per kilogram, turun dari Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram.
"Penurunan harga cabai itu dipengaruhi oleh produksi yang dalam jumlah banyak," pungkas Vivi.
(dpw/dpw)