808 Ternak Babi Mati di Ende NTT, Distan Kirim Sampel ke Denpasar

808 Ternak Babi Mati di Ende NTT, Distan Kirim Sampel ke Denpasar

Yurgo Purab - detikBali
Kamis, 13 Feb 2025 08:59 WIB
close up of a pigs face on a truck, behind bars
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)
Ende -

Sebanyak 808 ternak babi mati di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak awal Januari hingga pekan kedua Februari 2025. Dinas Pertanian (Distan) Enda bakal mengirim sampel babi yang mati itu ke Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Ende, Gadir H I Dean, belum dapat memastikan apakah ratusan babi itu terjangkit virus African Swine Fever (ASF). Menurutnya, sebagian besar ternak babi itu awalnya mengalami demam hingga nafsu makan menurun.

"Kami masih ambil sampelnya di Wolotolo-Detusoko karena sampel harus beberapa tempat. Besok baru kami kirim ke Denpasar," ujar Gadir kepada detikBali, Kamis (13/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gadir mengungkapkan ratusan babi yang mati itu tersebar di enam kecamatan di Ende. Adapun, Kecamatan Wewaria menempati mencatatkan jumlah kematian babi terbanyak yang mencapai 249 ekor. Disusul Kecamatan Maukaro sebanyak 196 ekor, Detusoko (145), Maurole (112).

"Kecamatan Ndona 82 ekor dan Kecamatan Wolowaru 14 ekor," kata Gadir.

Ratusan Babi di Sikka Mati Akibat ASF

Sebelumnya, ratusan ternak babi di Kabupaten Sikka, NTT, juga dilaporkan mati mendadak. Sebanyak 356 ternak babi di daerah itu dipastikan mati akibat terjangkit ASF sepanjang Oktober 2024 hingga Februari 2025. Warga diminta waspada dan memperhatikan kesehatan hewan ternak mereka.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, YE Satriawan Sadipun, mengatakan hingga saat ini belum ada vaksin untuk menangani virus ASF. Ia mengimbau warga untuk menerapkan biosecurity dengan ketat.

"Kalau masyarakat mengabaikan, maka kasus kematian ternak babi akan terus bertambah," imbuhnya.

Sadipun menerangkan virus ASF memiliki tingkat penularan yang sangat cepat. Demam babi Afrika itu, dia berujar, bisa menyebar melalui ternak babi, manusia, serangga, pakaian, peralatan, kandang, hingga pakan.




(iws/iws)

Hide Ads