Hujan Angin Berhari-hari, Jalan Raya-Pasar di Mataram Terendam Banjir

Hujan Angin Berhari-hari, Jalan Raya-Pasar di Mataram Terendam Banjir

Nathea Citra - detikBali
Minggu, 09 Feb 2025 16:17 WIB
Kondisi genangan air setinggi betis orang dewasa terjadi di Jalan Merdeka Raya, Pagesangan Barat, Mataram, Minggu (9/2/2025).
Foto: Kondisi genangan air setinggi betis orang dewasa terjadi di Jalan Merdeka Raya, Pagesangan Barat, Mataram, Minggu (9/2/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Hujan dengan curah tinggi disertai angin kencang terjadi selama beberapa hari di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Akibatnya, sejumlah titik terendam banjir. Ketinggian air berkisar 30 hingga 40 sentimeter (cm).

Dari pantauan detikBali, ada beberapa ruas jalan hingga perumahan di wilayah selatan Kota Mataram terendam air. Akibatnya, beberapa kendaraan mogok karena memaksa menerobos banjir. Sementara, di beberapa perumahan, genangan air masuk hingga area depan rumah.

"Genangan yang sekarang lebih tinggi dibandingkan hujan-hujan sebelumnya, kalau sebelumnya hujan datang lalu pergi. Tapi sekarang hujan angin terjadi sejak Jumat sampai siang ini, itu pun tidak ada jeda, hujan terus disertai angin," kata Adinda, warga Terong Tawah, Lombok Barat kepada detikBali saat melintas di Jalan Lingkar Selatan, Jempong, Sekarbela, Mataram, Minggu (9/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Adinda, genangan air di Jalan Lingkar Selatan tersebut sangat mengganggu pengguna jalan yang hendak melintas. Apalagi, tidak sedikit beberapa kendaraan roda dua terpaksa mogok ketika melintas di area tengah.

"Tadi banyak kendaraan yang mogok, kebanyakan motor matik yang mendadak mati. Tadi sempat macet di sini, gara-gara beberapa motor yang mogok," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ayuni Rizki, warga Kota Mataram lainnya, juga merasakan dampak dari cuaca ekstrem. "Saya agak kaget pas liat genangannya, tinggi banget, sampai menyentuh taman yang ada di tengah jalan raya. Mau putar balik nggak bisa, karena jalur putar baliknya masih jauh, jadi mau nggak mau harus melintas. Meskipun air sempat masuk ke bagian dalam mobil," ungkap dia.

Ayuni berharap permasalahan genangan air di wilayah selatan Kota Mataram bisa mendapat perhatian pemerintah, sehingga tidak berlarut-larut dan mengganggu pengguna jalan saat melintas.

"Sebenarnya udah capek banget mau lewat jalan ini kalau lagi hujan angin, pasti banjir. Semoga pemerintah bisa atensi, jadi kalau hujan lagi, area jalan ini nggak banjir lagi," harapnya.

Pantauan detikBali, tidak hanya ruas jalan di wilayah selatan saja yang tergenang air, beberapa titik seperti di Jalan Merdeka Raya, Pagesangan Barat, juga digenangi air setinggi 30 sentimeter lebih.

"Kita kebetulan lewat sini mau ke kafe yang ada di depan situ, tapi kok genangannya tinggi banget. Padahal kafenya di depan situ, mau nggak mau putar balik, meskipun lumayan juga mutarnya. Genangannya tinggi banget, area jalannya juga agak dalam, agak takut kalau melintas," ujar Anisa Amelia, warga Sekarbela, Kota Mataram.

Tidak hanya ruas jalan saja yang digenangi air, sejumlah pasar tradisional juga digenangi setinggi mata kaki. Di antaranya, Pasar Mandalika hingga Pasar Pagesangan, Kota Mataram.

"Becek banget karena air di dalam pasar mencapai mata kaki, saya belanja bahkan pakai jas hujan, karena masih hujan," kata Anggi, warga Jempong, Sekarbela, Mataram pada detikBali, Minggu (9/2/2025).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) mengeluarkan peringatan dini selama tiga hari, yakni sejak 8-10 Februari 2025. BMKG memprediksi area Kota Mataram yang berpotensi hujan lebat disertai angin dan kilat terjadi di Matam, Ampenan, Sekarbela, Selaprang, Cakranegara, dan Sandubaya.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan hati-hati dengan dampak bencana yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan air, angin kencang, kilat atau petir, pohon tumbang hingga baliho roboh," kata Kepala Stasiun Meteorologi ZAM, Satria Topan Primadi, Minggu.

Topan juga mengingatkan kepada pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai lebih dari 2 meter.

"(Prediksi BMKG terjadi) di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB," tandasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads