Sejumlah sekolah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), terendam banjir setelah diguyur hujan deras sejak sepekan terakhir. Walhasil, ratusan siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di daerah itu terpaksa mengikuti pembelajaran dari rumah.
"Ini sifatnya situasional. Kalau sudah reda (banjirnya) dan tidak ada masalah, maka KBM (kegiatan belajar mengajar) tatap muka jalan seperti biasa," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf kepada detikBali, Selasa (11/2/2025).
Yusuf menuturkan Disdik Kota Mataram telah mengeluarkan maklumat terkait pembelajaran di tengah cuaca ekstrem yang melanda daerah itu. Maklumat tersebut memperbolehkan sekolah-sekolah yang terdampak bencana untuk tutup sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, siswa tetap mengikuti pembelajaran dengan sistem hybrid dan belajar dari rumah. Para guru yang kondisi rumahnya tidak digenangi air diminta untuk tetap datang ke sekolah. Namun, Disdik memberikan dispensasi sementara jika kondisi rumah para guru tergenang banjir.
"Kami juga memberikan saran kepada pihak sekolah agar mengutamakan keselamatan peserta didik, guru dan staf," pungkas Yusuf yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI NTB tersebut.
Pantauan detikBali pada Selasa siang, sejumlah sekolah tergenang banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Misalkan tinggi genangan air di halaman SMAN 10 Mataram yang mencapai mata kaki orang dewasa. Kemudian, ketinggian air SMPN 17 Mataram justru melebihi mata kaki orang dewasa.
Berbeda lagi dengan ketinggian air di halaman SDN 45 Ampenan yang mencapai 1 meter. Sedangkan, tinggi genangan di dalam kelas mencapai mata kaki orang dewasa.
"Siswa di sini kami minta belajar di rumah," kata Arif, salah satu guru di SDN 45 Ampenan.
500 KK Terdampak Banjir
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram mencatat sekitar 500 kepala keluarga (KK) di daerah itu terdampak banjir akibat cuaca ekstrem sejak sepekan terakhir. Adapun, wilayah di Mataram yang terdampak banjir, antara lain Lingkungan Babakan, Abian Tubuh, Gedur, Pagutan, Karang Buaya, Pagutan Timur, Karang Pule, BTN Kopajali, dan Lingkungan Mapak.
"(Lingkungan yang terdampak) ini ada di jalur Sungai Unus. Kami berharap hujan nggak terlalu lama," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram M Irwan Rahadi saat ditemui di kantornya, Selasa.
Irwan menjelaskan ketinggian genangan air di masing-masing wilayah bervariasi. Ia memastikan tidak ada warga yang dievakuasi akibat banjir tersebut.
"(Ketinggian air) di Gedur kemarin sampai paha (orang dewasa), tetapi hari ini sudah agak surut kira-kira sampai lutut," tutur Irwan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram mengeluarkan peringatan dini ancaman cuaca buruk tanggal 10-13 Februari 2025. Peringatan dini itu berlaku untuk 10 kabupaten/kota di NTB.
Kepala Stasiun Meteorologi Zainul Abdul Majid, Satria Topan Primadi, menjelaskan terjadi peningkatan potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah NTB. Menurutnya, dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia saat ini sedang mengalami gangguan.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bibit siklon tropis 96S ada di perairan sebelah barat Australia. "Ada perlambatan kecepatan angin (konvergensi), serta pertemuan dan belokan angin di wilayah NTB," kata Satria dalam siaran pers, Senin.
Selain peringatan hujan lebat disertai angin kencang pada Senin, gelombang pasang setinggi 1,25 meter hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian utara dan selatan, Selat Sape bagian utara selatan dan Samudera Hindia perairan selatan NTB.
(iws/iws)