Cuaca ekstrem melanda Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sejak beberapa hari terakhir. Hujan dengan curah tinggi sejak pagi hingga malam membuat sejumlah titik terendam banjir, Kamis (30/1/2025). Ketinggian air berkisar 30 sentimeter (cm).
Dari pantauan detikBali, ada beberapa ruas jalan di wilayah selatan Mataram dengan genangan air cukup tinggi. Akibatnya, tak sedikit kendaraan yang lebih memilih putar balik daripada mesin motornya terendam genangan air.
"Padahal sudah pakai jas hujan, tapi tetap saja kebasahan, karena kena cipratan air dari kendaraan lain. Genangannya lumayan tinggi ya, apalagi hujannya dari pagi sampai pagi lagi," kata Suherman, salah satu warga Lombok Barat kepada detikBali saat melintas di Jalan Lingkar Selatan, Jempong, Kota Mataram, Kamis (30/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suherman, wilayah selatan Kota Mataram ini jadi langganan banjir ketika hujan ekstrem terjadi.
"Langganan banget di sini, karena kantor ada di dekat sini, mau nggak mau harus lewat sini, daripada memutar, lumayan jauh dan akan makan waktu. Semoga pemerintah setempat bisa mencari solusi, karena ini selalu terjadi setiap hujan lebat," harapnya.
Senada dengan Suherman, Ajeng, warga Kota Mataram juga merasakan dampak dari cuaca ekstrem yang melanda Mataram beberapa hari terakhir.
"Genangan di jalan ini kan tinggi banget, jadi mau nggak mau, pakaian yang kami pakai pasti basah karena terkena air dari kendaraan lain yang melintas. Kalau pelan tetap kena (cipratan air), apalagi kalau ada kendaraan yang melintas dengan kebut, pasti kendaraan lainnya juga kena dampaknya," ujarnya saat ditemui di Jalan Lingkar Selatan, Kamis.
Sementara itu, Muhamad Mukhlis, warga Mataram lainnya memilih menghindari beberapa wilayah di Kota Mataram yang rawan tergenang air saat hujan deras mengguyur.
"Saya lebih pilih putar haluan ke jalan lain, daripada mesin motor saya mati gara-gara terendam air. Apalagi di depan kantor DPRD Kota Mataram sampai Asrama Haji Mataram di Jalan Lingkar, kalau hujan gede, pasti banjir. Mau jalan terus, tapi motor mati, kapok deh mau lewat jalan itu lagi," beber Mukhlis.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan ada belasan titik drainase yang rawan banjir. Apalagi, ukuran drainase di sejumlah titik kecil dan dipenuhi sampah hingga sedimentasi.
"Ada sekitar 15 titik yang rawan dan kebanyakan berada di wilayah selatan Kota Mataram, seperti di Karang Pule, Pagesangan Timur, hingga Babakan. Titik-titik (rawan) itu tersebar," kata Lale saat dikonfirmasi di Mataram sebelumnya.
Lale menuturkan Pemkot Mataram telah memperbaiki sejumlah drainase yang masuk kategori kawasan rawan sampah dan sedimentasi sepanjang 2024.
"Kami konsentrasi pada pembersihan sedimen, perbaikan tetap ada pada spot-spot drainase yang menurut kami harus (segera) diperbaiki," jelas Lale.
Sebagai informasi, sejumlah titik drainase di Mataram tidak bisa menampung air dengan maksimal ketika musim hujan tiba lantaran banyaknya sampah dan sedimentasi. Akibatnya, air hujan serta sampah meluap ke jalan atau permukiman penduduk. Contohnya di Jalan Lingkar Selatan, Babakan, Pagutan, dan beberapa titik jalan lain.
(hsa/iws)