Distributor Pupuk di Lombok Timur Bantah Tuduhan Permainan Distribusi

Distributor Pupuk di Lombok Timur Bantah Tuduhan Permainan Distribusi

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 14 Jan 2025 19:55 WIB
Pendistribusian pupuk di CV Bintang Timur di Lombok Timur.
Pendistribusian pupuk di CV Bintang Timur di Lombok Timur. (Foto: dok. Istimewa)
Lombok Timur -

Direktur CV Bintang Timur, Burhanuddin, membantah tudingan adanya permainan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi yang menyebabkan harga melambung di tengah masyarakat Lombok Timur. Tudingan tersebut sebelumnya disampaikan Ketua Komisi II DPRD NTB Lalu Pelita Putra.

"Tidak ada itu. Kami bekerja sesuai aturan pemerintah. Karena kan permintaan pupuk dilakukan secara online dan itu terpantau," ujar Burhanuddin, Selasa (14/1/2025).

Burhanuddin menegaskan, jika ada dugaan permainan, hal tersebut kemungkinan dilakukan oleh oknum pengecer, bukan distributor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada modus seperti yang disampaikan DPRD itu, silakan ditangkap saja. Karena kami juga melakukan pengawasan," tambahnya.

Ia menjelaskan, distribusi pupuk bersubsidi dilakukan sesuai data penerima yang diusulkan daerah ke PT Pupuk dan diawasi hingga ke tangan pengecer di lima kecamatan di Lombok Timur.

ADVERTISEMENT

"Karena kami bekerja sesuai usulan dan SK. Bagi kami, jika ada yang seperti itu, ditangkap saja biar kapok," katanya.

Distribusi Pupuk Bersubsidi oleh CV Bintang Timur

Burhanuddin mengungkapkan jumlah pupuk bersubsidi yang didistribusikan ke lima kecamatan di Lombok Timur, yaitu:
1. Kecamatan Sakra: 723 ton urea, 578 ton NPK, 461 ton organik
2. Kecamatan Sakra Barat: 1.154 ton urea, 884 ton NPK, 152 ton organik
3. Kecamatan Sakra Timu: 567 ton urea, 1.019 ton NPK
4. Kecamatan Selong: 569 ton urea, 595 ton NPK, 274 ton organik
5.Kecamatan Terara: 1.388 ton urea, 1.088 ton NPK, 377 ton organik

Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD NTB Lalu Pelita Putra,mengungkapkan dugaan modus operandi dalam distribusi pupuk bersubsidi. Menurutnya, modus tersebut melibatkan pengalihan pupuk ke lokasi lain saat proses distribusi.

"Katakanlah diturunkan waktu magrib empat truk di distributor. Nah, yang dua truk ini dihabiskan dulu diturunkan. Besok sisanya cuma dua truk," ujar Pelita, Senin (13/1).

Pelita menambahkan, dua truk pupuk yang tidak diturunkan diduga dialihkan ke lokasi lain. Selain itu, ditemukan petani yang tidak terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi dan perbedaan harga pupuk di lokasi yang berdekatan.

"Misalnya kelompok satu harganya Rp 260 ribu. Di kelompok lain ada Rp 270 ribu per kwintal," jelasnya.




(dpw/dpw)

Hide Ads