Terseret Arus Got, Bocah Rote Ndao Ditemukan Tewas di Laut

Terseret Arus Got, Bocah Rote Ndao Ditemukan Tewas di Laut

Yufengki Bria - detikBali
Kamis, 02 Jan 2025 12:26 WIB
Seorang bocah tewas terseret arus got di Dusun Matanitan, Keluraham Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT. (Dok. Polres Rote Ndao).
Foto: Seorang bocah tewas terseret arus got di Dusun Matanitan, Keluraham Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT. (Dok. Polres Rote Ndao).
Kupang -

Seorang anak bernama Marzhelo Fangidae (9) ditemukan tewas mengapung di laut. Dia sebelumnya terseret arus got. Peristiwa itu terjadi di Dusun Matanitan, Keluraham Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/1/2024), sekitar pukul 17.05 Wita.

"Korban diduga terjatuh ke dalam got baru terseret arus air yang cukup deras. Sehingga meninggal dunia saat ditemukan," ungkap Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, Kamis (2/1/2024).

Mardiono menuturkan kejadian itu berawal saat Marzhelo datang ke rumah teman sebayanya, Rafa Bria (7), Adelio Bria (8) untuk mengajak mandi bersama di dalam got saat hujan deras. Namun, Rafa dan Adelio menolak. Got itu berukuran 1,5 kali 1,5 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marzhelo lantas hendak kembali ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dengan melintasi pinggiran got. Tak lama kemudian, warga setempat, Meki Killa, mendengar teriakan meminta pertolongan di sekitar lokasi kejadian.

Melki lantas pergi mengeceknya. Namun, Marzhelo sudah terbawa arus di samping rumahnya. Melki juga kesulitan untuk menolong lantaran arus air semakin deras.

ADVERTISEMENT

Kejadian itu langsung dilaporkan kepada Ketua RT 03, Onisimus Puling. Selanjutnya, Onisimus melapor ke Polsek Lobalain. Dibantu warga, sejumlah petugas dikerahkan untuk mencari korban.

"Warga dan anggota kami berupaya mencari keberadaan anak tersebut dengan melakukan penyisiran di sepanjang aliran got hingga muara," tutur Mardiono.

Nelayan juga turut membantu pencarian menggunakan perahu di sekitar muara dan pesisir pantai. Akhirnya, sekitar pukul 19.45 Wita, Rabu, Marzhelo ditemukan dalam kondisi terapung di permukaan laut. Saat itu sudah dalam kondisi meninggal.

"Korban terseret arus sampai dengan titik yang ditemukan sekitar 500 meter. Saat ditemukan korban menggunakan baju kaus berwarna hijau dan celana seragam SD berwarna merah dan sudah tidak bernyawa lagi," ungkap Mardiono.

Selanjutnya, warga dan nelayan langsung mengevakuasi jenazahnya ke rumah korban untuk disemayamkan. Orang tua menerima peristiwa itu sebagai musibah dan menolak diautopsi.

"Pada saat kejadian, kedua orang tuanya sedang berbelanja di pertokoan Kota Ba'a dan meninggalkannya sendiri di rumahnya," pungkas Mardiono.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads