21 Relawan NTB yang Ikut Bantu Evakuasi Korban Tsunami Aceh Dapat Penghargaan

21 Relawan NTB yang Ikut Bantu Evakuasi Korban Tsunami Aceh Dapat Penghargaan

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 26 Des 2024 21:59 WIB
21 Relawan PMI NTB yang sempat membantu evakuasi tsunami Aceh diberikan penghargaan di Mataram, Kamis (26/11/2024). (Humas PMI NTB)
Foto: 21 Relawan PMI NTB yang sempat membantu evakuasi tsunami Aceh diberikan penghargaan di Mataram, Kamis (26/11/2024). (Humas PMI NTB)
Mataram -

Palang Merah Indonesia (PMI) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar refleksi 20 tahun terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Aceh di Aula Rinjani Gedung Manajemen RSUD Provinsi NTB, Kamis (26/12/2024) malam. Sebanyak 21 relawan utusan NTB yang bertugas dalam misi kemanusian tersebut diberikan penghargaan.

"Ingat, Provinsi NTB masuk daerah ring of fire atau cincin api di Indonesia, sehingga semua jenis bencana ada di wilayah kita. Maka, peringatan 20 tahun terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Aceh harus menjadi renungan untuk kita bersama-sama memperkuat mitigasi kebencanaan," ujar Ketua PMI NTB Lalu Herman Mahaputra atau Dokter Jack dalam siaran pers.

Dirut RSUP NTB ini mengapresiasi perjuangan 21 relawan yang bertugas di Aceh kala itu. Sebab, pekerjaan yang dilakukan dalam misi kemanusian itu tidak main-main.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka kami berikan penghargaan atas yang telah dilakukan 20 tahun lalu," kata Jack.

Mengingat, siang dan malam para relawan bekerja mencari dan mengumpulkan ratusan ribu mayat serta sedikitnya 45 ribu orang korban hilang. Sementara korban luka-luka mencapai 280 ribu orang akibat dahsyatnya gelombang tsunami setinggi 30 meter itu.

ADVERTISEMENT

"Atas nama pribadi, jujur saya memberi apresiasi pada relawan PMI NTB yang bertugas di Aceh. Sekali lagi, keberadaan organisasi PMI nggak akan ada apa-apanya tanpa relawan," tegas Jack.

Ia menjelaskan awal mula ditetapkannya Hari Relawan PMI yang jatuh setiap 26 Desember tidak lain karena adanya musibah gempa dan tsunami Aceh. "Tanggal tersebut pun menjadi tanggal bersejarah bagi relawan PMI," imbuh Jack.

Sementara itu, Perwakilan Alumni Relawan NTB di Aceh, Sadri, mengatakan ia merupakan salah satu relawan yang pertama datang ke lokasi gempa dan tsunami Aceh. Banyak pengalaman yang didapatkan selama di Aceh bersama beberapa rekannya. Terlebih, relawan asal NTB ditempatkan di dua wilayah terparah, yakni Aceh Jaya dan Lamno.

"Begitu kami datang kedua daerah terparah ini, ada dua ungkapan yang ada di hati kami yakni, suka dan takut," ujarnya.

Sadri bercerita setiap harinya relawan PMI NTB selalu mengakut jenazah yang berceceran di tengah jalan hingga puing-puing bangunan. Selain itu, suasana kian mencekam lantaran di dua wilayah tersebut dikenal sebagai markas Gerakan Aceh Merdeka atau GAM.

"Nggak berani mengaku perawat karena kami khawatir diangkut dan disekap GAM. Sehingga tugas kemanusian kami juga mengancam nyawa kami. Inilah tantangan di lapangan selama di Aceh kala itu," ungkapnya.

Sadri mengungkapkan bahwa strategi tersebut efektif dilakukan sehingga ribuan ribu mayat berhasil dievakuasi. Termasuk, korban tsunami yang selamat mulai anak-anak yang kehilangan orang tua serta ibu-ibu yang kehilangan suami.




(nor/nor)

Hide Ads