Kisah Bripka Agus Fay: Terluka Akibat Erupsi Gunung Lewotobi, Tetap Layani Warga

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Kisah Bripka Agus Fay: Terluka Akibat Erupsi Gunung Lewotobi, Tetap Layani Warga

Yurgo Purab - detikBali
Sabtu, 23 Nov 2024 11:22 WIB
Bripka Agustinus Fay saat berinteraksi dengan warga.
Bripka Agustinus Fay saat berinteraksi dengan warga. (Foto: dok. Istimewa)
Flores Timur -

Kaki Bripka Agustinus Fay belum sepenuhnya pulih sejak malam mencekam itu. Pada 3 November 2024, langkahnya terhenti oleh batu panas yang terlontar dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki. Malam itu menjadi saksi keberanian seorang polisi yang tak hanya berjuang menyelamatkan keluarganya tetapi juga melindungi warganya.

Malam gelap di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, terasa biasa saja. Tak ada tanda-tanda bahaya yang mendekat. Namun, sekitar pukul 00.00 Wita, gempa mengguncang tanah Flores Timur. Langit yang sebelumnya tenang tiba-tiba bergemuruh. Seng rumah Bripka Agus berderit, dan listrik padam.

"Saya berteriak sekuat tenaga, 'Ada gempa!' Kami semua bangun dan berlari ke arah dapur," kenang Agus kepada detikBali, Sabtu (23/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kepanikan itu, Agus mencoba mengendalikan situasi. Namun langkahnya terhenti. Ia mendapati api telah menjalar di belakang rumah. Api itu cepat melahap separuh rumahnya, menyisakan abu dan reruntuhan.

"Saya langsung menyuruh istri dan anak-anak keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya dengan nada lirih.

ADVERTISEMENT

Nahasnya, perjalanan keluar rumah tak semudah yang dibayangkan. Agus, istri, dan anak-anaknya harus melewati bebatuan panas yang beterbangan dari erupsi. Tidak ada waktu untuk memakai alas kaki. Akibatnya, kaki Agus melepuh, sementara istri dan anak-anaknya pun terluka.

"Sakit sekali, tapi saya harus memastikan mereka selamat," ujarnya.

Dengan sisa-sisa tenaga, Agus mengarahkan keluarganya ke mobil dan membawa mereka ke tempat yang lebih aman. Namun, perjuangan belum selesai. Saat api masih menjalar, Agus bersama beberapa pemuda setempat berusaha memadamkan sisa-sisa kebakaran di rumahnya.

"Adik-adik di rumah juga terluka. Ada yang sampai dijahit 12 jahitan," tuturnya.

Setelah api berhasil dipadamkan seadanya, Agus terpaksa menyetir mobil dengan kaki yang terluka untuk membawa keluarganya ke Desa Lewolaga, jauh dari zona bahaya. Rasa sakit ia kesampingkan. Di Puskesmas Lewolaga, mereka beristirahat sejenak, merawat luka, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Larantuka untuk mencari tempat yang lebih aman.

Meski trauma, Agus tak berhenti. Setelah memastikan keluarganya selamat, ia kembali ke Desa Konga, dekat lokasi erupsi. Sebagai Bhabinkamtibmas, hatinya tetap terpaut pada tugasnya.

"Masyarakat masih membutuhkan kehadiran saya. Biar kaki saya sakit, saya tetap melayani," tegas Agus, menahan tangis.




(dpw/dpw)

Hide Ads