Ekonomi Terpuruk Pasca-erupsi Lewotobi: Tanaman Rusak, Pendidikan Terganggu

Flores Timur

Ekonomi Terpuruk Pasca-erupsi Lewotobi: Tanaman Rusak, Pendidikan Terganggu

Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 13 Nov 2024 16:28 WIB
Polwan melakukan trauma healing kepada anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Rabu (13/11/2024).
Polwan melakukan trauma healing kepada anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Rabu (13/11/2024). (Foto: Yurgo Purab/detikBali)
Flores Timur -

Aktivitas ekonomi warga di wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, mengalami penurunan signifikan. Sejak erupsi yang terjadi beberapa waktu lalu, tanaman komoditas utama seperti jambu mete, padi, kakao, dan kelapa rusak parah akibat tertutup abu vulkanik dan banjir lahar dingin. Hal ini membuat perekonomian masyarakat setempat semakin terpuruk.

Salah seorang warga Desa Nawakote, Ferdi Tobi, mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk membiayai pendidikan anak-anak.

"Warga mengalami desakan ekonomi. Bagaimana membiayai anak-anaknya sejak SD sampai kuliah. Rata-rata warga punya pinjaman. Rata-rata di desa, komoditi tanaman sebagai sumber ekonomi sudah tidak ada lagi," kata Ferdi Tobi kepada detikBali, Rabu (13/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada juga disampaikan oleh Margareta Jawa Nona, seorang warga yang mengandalkan kebun kakao dan kelapa sebagai sumber penghasilan.

"Semua tanaman di kebun kami terkena abu vulkanik, bahkan banyak yang mati karena banjir lahar dingin. Kami biasa mengandalkan hasil kebun untuk membeli beras dan kebutuhan rumah tangga, sekarang kami kesulitan," ujarnya dengan nada pasrah.

ADVERTISEMENT

Selain kerugian ekonomi yang besar, warga juga menghadapi masalah mendesak lainnya, seperti kekurangan pasokan air.

Yustina Soge, warga yang kini mengungsi di Posko Kobasoma, mengungkapkan bahwa kebutuhan air bersih untuk mandi, minum, dan keperluan lainnya sangat terbatas.

"Karena banyak orang di posko, stok air di sini cepat habis. Kami sangat membutuhkan bantuan air bersih," tambahnya.

Di tengah kesulitan ini, sejumlah pihak berusaha memberikan bantuan untuk meringankan beban warga, termasuk bantuan berupa makanan dan air bersih. Namun, banyak warga yang masih merasakan dampak dari kehancuran komoditas pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama mereka.

Pantauan di Posko Kobasoma, anak-anak yang mengungsi terlihat duduk di tenda pengungsian sambil bermain dengan polisi wanita (polwan) yang memberikan trauma healing. Meski demikian, kondisi ekonomi yang semakin sulit membuat mereka merasa tertekan, terutama karena masa depan pendidikan anak-anak mereka yang terancam.

Warga berharap agar pemerintah dan lembaga terkait segera memberikan perhatian lebih terhadap pemulihan ekonomi mereka, termasuk melalui program rehabilitasi pertanian yang dapat membantu menghidupkan kembali sumber mata pencaharian mereka yang telah rusak.




(dpw/nor)

Hide Ads