Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus Minggu (3/11/2024) tengah malam hingga Senin (4/11/2024) dini hari. Ribuan orang mengungsi dan 10 orang tewas dalam bencana alam tersebut.
Erupsi gunung api tersebut memuntahkan pasir, lahar panas, batu, dan kerikil. Akibatnya, banyak rumah terbakar dan rusak. Fasilitas umum dan sekolah rusak parah.
Berikut fakta-fakta erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
10 Orang Tewas, 6 di Antaranya Satu Keluarga
BPBD menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 10 orang. Enam orang di antaranya merupakan satu keluarga yang tewas tertimpa hujan batu di Dusun Goloriang, Desa Klantalo, Kecamatan Wulanggitang.
"Batu jatuh menimpa atap rumah dan jatuh ke (bawah) menindih mereka," kata Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, kepada detikBali, Senin.
Pantauan detikBali, terdapat lubang menganga seperti kawah di tengah rumah keluarga yang tewas tersebut. Rumah-rumah warga Desa Klantalo dan sekolah hancur berantakan.
detikBali juga melihat tujuh jenazah di lokasi. Korban tewas itu akan dimakamkan hari ini (Senin).
Status Tanggap Darurat Bencana hingga 31 Desember
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan, dengan status darurat bencana itu, regu penyelamat akan memfokuskan pencarian korban. Status tanggap darurat bencana itu berlaku hingga 31 Desember 2024.
"Akan kami fokuskan pada pencarian korban," kata Muhari dalam konferensi pers secara virtual, Senin.
Sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat diimbau tak beraktivitas pada radius 7 kilometer dari puncak gunung. Aktivitas yang diperbolehkan adalah proses pencarian dan evakuasi korban.
"Tapi kami dapat laporan secara visual, banyak warga yang kembali ke radius bahaya untuk mengecek rumah mereka," ungkap Muhari.
Selain fokus pada pencarian korban, status tanggap darurat bencana itu juga akan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para korban di pengungsian.
Batu dan Lava Tembus Atap Rumah
Warga setempat, Anis Soge (59), mengatakan warga terkejut oleh suara benda keras yang jatuh menembus atap rumah mereka di tengah kegelapan akibat listrik padam.
"Ada yang minta tolong. Batu jatuh tembus keramik. Batu tidak kelihatan, tapi apinya menyala dari bawah. Mau lari bagaimana. Tidak tahu mau lari ke mana," ujar warga setempat, Anis Soge (59), Senin (4/11/2024).
Situasi semakin mencekam ketika kilat dan guntur menyambar dari arah Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Tiba-tiba gunung meledak. Kami bangun, lihat seperti orang dobrak pintu dan jendela. Kami raba-raba, cari senter," tutur salah seorang warga, Oa Sogen.
Simak Video "Video: Puluhan Penerbangan di Ngurah Rai Batal Imbas Erupsi Lewotobi"
(nor/gsp)