Uskup terpilih Labuan Bajo, Monsinyur (Mgr) Maksimus Regus, bercerita tentang pengalaman hidupnya berjumpa orang dengan keberagaman latar belakangnya. Ia berjumpa dengan warga Nahdlatul Ulama (NU) dan umat lintas agama lainnya.
Mgr Maksi juga berjumpa dengan mereka yang tidak beragama atau tidak percaya Tuhan (ateis). Mgr Maksi mengungkapkan ia dan rekannya dari NU bahkan dibimbing orang ateis saat menempuh pendidikan doktor di Belanda.
"Dari perjalanan itu kita menjadi sadar bahwa bahwa agama ini sangat penting karena di luar itu ada kehidupan yang lebih besar di mana kita mengabdi. Karena dalam kehidupan ini ada alam, ada ekologi dan ada juga yang tidak percaya kepada Tuhan yang sama-sama mendiami bumi ini," ujar Mgr Maksi saat silaturahmi dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) di Labuan Bajo, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mgr Maksi, umat beragama memiliki tugas yang lebih berat. Selain menyembah Tuhan, umat beragama juga dituntut melakukan kebaikan. Mgr Maksi mengingatkan jangan sampai orang ateis kelakuannya lebih baik daripada orang yang rajin berdoa.
"Di luar kita ini ada kehidupan yang harus kita selamatkan, ada kehidupan yang harus kita rawat, ada kehidupan yang harus kita sembuhkan. Ada banyak sekali alasan di mana kita bertemu dan berjumpa, dan sering kali kita direpotkan oleh alasan-alasan orang-orang atau siapapun yang pikirannya hanya untuk mencederai," lanjut mantan Rektor Unika St Paulus Ruteng ini.
Mgr Maksi mengatakan dalam kehidupan ini dengan satu dua alasan di hati, selalu ada ingatan akan kebaikan dan kasih. Mudah-mudahan itu menjadi jembatan yang memudahkan untuk saling bertemu dan melakukan hal-hal yang baik dalam kehidupan.
"Perjalanan bersama itu adalah sebuah ikhtiar kita agar berjalan bersama selalu untuk kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih damai. Kehidupan yang ada dalam semangat persaudaraan," ujar Mgr Maksi.
Ia mengatakan kehadiran Gereja, khususnya keuskupan di Labuan Bajo, sebagai rumah ibadah yang terbuka. Keuskupan Labuan Bajo akan berkolaborasi untuk menghadirkan kebaikan bersama.
"Terbuka maksudnya agar kita berkolaborasi, kerja sama, untuk bisa menghadirkan kebaikan yang lebih besar dan nyata lagi melalui profesi kita masing-masing," kata Mgr. Maksi.
"Ke depan kita ini adalah sebuah perjalanan perjumpaan, perjalanan persaudaraan, perjalanan kebaikan, demi kemanusiaan. Manusia itu sangat universal, maka dialog-dialog antarumat beragama terus kita tingkatkan. Mudah-mudahan dari dialog ini kita ikuti dengan kegiatan-kegiatan yang lain yang sifatnya memberdayakan umat," jelas Mgr Maksi.
(iws/iws)